Pangeran Saudi Diduga Memperlakukan Pelayannya Seperti Budak, Sering Kelaparan

- Jumat, 9 Juli 2021 | 11:14 WIB
Bendera Arab Saudi. (freepik
Bendera Arab Saudi. (freepik

Tuduhan seorang pangeran Saudi membiarkan anak-anaknya meludahi wajah pelayannya muncul di tengah penyelidikan atas klaim bahwa dia membuat tujuh karyawannya dalam keadaan perbudakan modern di sebuah apartemen miliknya di luar Paris.

Penyelidikan perdagangan manusia dibuka setelah tujuh wanita Filipina mengajukan pengaduan terhadap Pangeran Faisal Bin Turki Bin Abdullah Al Saud (44) pada Oktober 2019 setelah mencari bantuan dengan SOS Esclaves, sebuah asosiasi anti-perbudakan Prancis.

Dikutip dari Daily Mail, Anick Fougeroux, ketua organisasi tersebut mengklaim bahwa anak-anak diizinkan untuk meludahi wajah para wanita dan bahwa para pelayan akan dihukum jika ada anak-anak yang terlihat menangis.

Para pelayan diperintahkan untuk memenuhi setiap keinginan anak-anak.

Dalam satu kasus yang dikutip oleh Fougeroux, para wanita membelikan anak-anak tujuh es krim saat berkunjung ke Jardin d'Acclimatation tetapi khawatir akan mendapat masalah dengan Pangeran jika anak-anak itu berakhir dengan sakit perut.

Mereka juga diduga dipaksa untuk tetap terjaga sampai pasangan Saudi itu pergi tidur - kadang-kadang sampai jam 3 pagi, tapi masih harus bertugas untuk memenuhi kebutuhan sepanjang malam, menurut laporan dari The Times.

Mereka kemudian diduga akan bangun ketika anak-anak bangun sekitar jam 7 pagi sementara Pangeran dan istrinya tetap di tempat tidur sampai hampir tengah hari.

Seorang pembantu juga diduga dipaksa tidur di lantai di samping tempat tidur pasangan itu, agar saat bayinya terbangun dia tidak harus bangun.

Fougeroux juga mengklaim bahwa para wanita dipaksa untuk memakan sisa makanan Pangeran dan istrinya.

Rasa lapar kerap membuat ketujuh wanita itu menangis.

Para pelayan dilaporkan berusia 38 hingga 51 tahun, direkrut di Arab Saudi dan bekerja untuk pangeran dan keluarganya selama beberapa tahun, terbang bersama keluarga antara rumah mereka di Riyadh dan Paris. 

Mereka diduga dibayar Rp 5 juta sebulan dan mengatakan mereka dipaksa bekerja 24 jam sehari.

Polisi mengambil pernyataan dari masing-masing tersangka korban bulan lalu setelah mereka mengajukan tuntutan pidana terhadap sang pangeran.

Pangeran dan keluarganya dilaporkan mengambil liburan ke Prancis selama musim panas dan tinggal di sebuah rumah besar di Neuilly-sur-Seine, pinggiran kota Parisien.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

Motor Kepeleset, Dua Jambret Ditangkap di Monas

Senin, 18 Maret 2024 | 14:10 WIB
X