Staf Kantor Kepresidenan Sambangi Desa Wadas, Ada Apa?

- Minggu, 13 Februari 2022 | 10:16 WIB
Warga yang sempat ditahan polisi bertemu ibunda usai tiba di halaman masjid Desa Wadas, Bener, Purworejo, Jawa Tengah. (ANTARA/Hendra Nurdiyansyah)
Warga yang sempat ditahan polisi bertemu ibunda usai tiba di halaman masjid Desa Wadas, Bener, Purworejo, Jawa Tengah. (ANTARA/Hendra Nurdiyansyah)

Kantor Staf Presiden (KSP) telah mengerahkan tim untuk turun langsung ke Desa Wadas, Kecamatan Bener, Purworejo, Jawa Tengah. Hal itu dilakukan demi mendatangi dan mendengar langsung keluhan satu per satu warga.

Sebagaimana keterangan tertulis KSP diterima di Jakarta, Minggu, tim yang dipimpin Tenaga Ahli Utama KSP Joanes Joko, menemui beberapa warga yang setuju atas pembangunan Bendungan Bener. Tampak di sekitar desa, masih terdapat beberapa anggota Polisi dan TNI yang berjaga.

“Kami ingin mendapatkan informasi secara menyeluruh seputar kronologi insiden pada Rabu (8/2/2022) lalu. Kami juga ingin mendengar bagaimana pendapat mereka soal pembangunan Bendungan Bener. Bagi warga yang mendukung, pembangunan bendungan diyakini bisa memberikan banyak manfaat,” kata Joko, seperti disadur Antara, Minggu (13/2/2022).

KSP juga mengunjungi Dukuh Prajan untuk bertemu warga yang menentang pembangunan Bendungan Bener. Dari pemantauan tim KSP, di Dukuh Prajan, sudah tak terlihat lagi penjagaan dari aparat keamanan. Aktivitas warga pun sudah tampak berjalan normal.

Melihat kehadiran Joanes Joko bersama para tenaga ahli KSP, beberapa warga dan perwakilan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Yogyakarta mengajak tim KSP ke serambi Masjid Hidayatul Islam, atau lebih sering disebut Masjid Prajan untuk berbincang-bincang.

Awalnya, pertemuan hanya diikuti beberapa orang. Namun setelah beberapa jam, puluhan warga berdatangan dan tempat mengobrol pun pindah ke dalam masjid. Di hadapan ratusan warga Desa Wadas yang menolak pembangunan Bendungan Bener tersebut, Joko membuka dialog.

“Dalem nyuwun duko panjenengan, kami datang ke sini siap untuk mendengarkan unek-unek warga, silahkan ceritakan yang sebenarnya. Yang mau marah-marah, nggeh monggo (juga silakan),” ujar Joko.

Mendapat kesempatan tersebut, warga satu per satu membuka suara mengenai insiden kedatangan polisi, hingga alasan penolakan penambangan batu andesit dan pembangunan Bendungan Bener.

Sesekali emosi warga tak terkontrol saat menceritakan kronologi peristiwa, bahkan ada yang terlihat menangis. Joko mengatakan terdapat beberapa hal yang perlu ditindaklanjuti dari kunjungan tersebut.

“Matur suwun (terima kasih) bapak ibu sudah berkenan menemui kami, dan menyampaikan semuanya. Kami sudah dengar dan catat baik-baik suara bapak ibu semua. Kami akan sampaikan ke Bapak Presiden (Presiden Joko Widodo) soal ini,” kata Joko sembari mengakhiri pertemuan yang berlangsung tiga jam lebih.

“Di antaranya pelaksanaan operasi di lapangan oleh aparat keamanan yang perlu dievaluasi, dan alasan penolakan warga yang didasarkan pada aspek ekonomi, lingkungan, dan sosial budaya,” ujarnya.

“KSP akan mendorong proses dialog intensif antara pemerintah dengan masyarakat Desa Wadas, agar sumbatan komunikasi bisa terselesaikan,” ujar Joko.

Sebelumnya, tim KSP juga menemui Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Ahmad Luthfi dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Dalam pertemuan tertutup itu, KSP banyak mendapat informasi terkait prosedur pengamanan, insiden penangkapan warga, hingga duduk perkara pembangunan Bendungan Bener.

“Kami sudah dapat kepastian dari pak Kapolda, warga yang sebelumnya diamankan sudah dilepaskan kembali, mereka juga diberi bingkisan,” kata Joko.

Halaman:

Editor: Gema Trisna Yudha

Tags

Rekomendasi

Terkini

X