Ketua Satgas Penanganan COVID-19 IDI, Profesor Zubairi Djoerban tidak habis pikir ada orang yang bukan nakes bisa dengan mudah mendapat vaksin booster atau dosis ketiga.
Padahal, sampai saat ini, banyak masyarakat yang harus antri hingga berjam-jam untuk mendapat vaksin dosis pertama. Kondisi ini membuat Profesor Zubairi sangat prihatin.
"Bagaimana bisa. Beberapa orang memiliki akses amat mudah untuk mendapatkan vaksin, bahkan vaksin dosis ketiga, sementara masyarakat berdiri dalam antrean panjang selama berjam-jam untuk dosis pertama. Itu pun kalau kebagian," kata Profesor Zubairi melalui akun Twitter-nya, Rabu (25/8/2021).
Lewat cuitan tersebut, Profesor Zubairi Djoerban berpesan agar tidak terus-terusan memperdalam kesenjangan.
Bagaimana bisa. Beberapa orang memiliki akses amat mudah untuk mendapatkan vaksin, bahkan vaksin dosis ketiga, sementara masyarakat berdiri dalam antrean panjang selama berjam-jam untuk dosis pertama. Itu pun kalau kebagian. Pesan: jangan terus-terusan memperdalam kesenjangan.
— Zubairi Djoerban (@ProfesorZubairi) August 25, 2021
Untuk diketahui, vaksin Moderna yang sudah didistribusikan ke Indonesia hanya boleh digunakan untuk tenaga kesehatan (nakes) sebagai booster. Kemudian, sisanya bisa digunakan untuk masyarakat yang belum mendapat vaksin dosis pertama dan kedua.
Baca juga: Turki Tertarik Beli Vaksin Nusantara Buatan Dokter Terawan
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sebelumnya juga sudah mengingatkan masyarakat untuk mengawasi penggunaan vaksin Moderna yang berpotensi digunakan oleh orang-orang yang nakal.
Namun, belakangan ini beredar kabar bahwa sejumlah pejabat yang sudah mendapat vaksin dosis ketiga. Hal ini terungkap lewat rekaman video yang beredar dan menjadi perbincangan belakangan ini.
Video itu sebelumnya sempat diunggah di kanal Youtube Sekretariat Presiden, namun kini telah dihapus. Dalam obrolan tersebut terdengar bahwa sejumlah pejabat telah menerima suntikan vaksin dosis ketiga atau booster vaksin.
