Menebak Nasib Pengelolaan Sampah di Ibu Kota Baru

- Senin, 18 November 2019 | 13:10 WIB
Sejumlah petugas Dinas Lingkungan Hidup membersihkan tumpukan sampah. (Antara/Fakhri Hermansyah)
Sejumlah petugas Dinas Lingkungan Hidup membersihkan tumpukan sampah. (Antara/Fakhri Hermansyah)

Sampah selalu menjadi problem di Indonesia, apalagi di Ibu Kota Negara kita yakni DKI Jakarta. Dengan jumlah sampah di DKI Jakarta perharinya kurang lebih 7.500 ton, Pemprov DKI mengajukan anggaran pendamping kajian pengelolaan sampah Intermediate Treatment Fasility (ITF) di tiga titik dengan dana Rp6 miliar.

Nah berkaca dari menggunungnya sampah di Ibu Kota saat ini, bagaimana dengan pengelolaan sampah di Ibu Kota baru Kalimatan Timur?.

"Kalau pemerintah sudah clear ya, apalagi dari Kementerian PUPR, smart city antara lain sistem untuk mengolah sampahnya sudah dipikirin dari sekarang," jelas Laksmi Wijayanti, Pelaksana Tugas Inspektur Jenderal Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan di kantor Indozone, Senin (18/11).

Lebih lanjut, pihaknya lebih menyoroti prilaku masyarakat Indonesia yang masih membuang sampah sembarangan. Ia mencontohkan, di Jepang area publiknya tak disediakan tempat sampah. Selain masalah perilaku, Yanti juga menerangkan proses sampah dari rumah sampai ke tempat pembuangan akhir (TPA) cukup lama.  

"Masalah sampah di Indonesia itu ada dua, yang pertama karena kapasitas pemerintah untuk mengelolanya masih rendah, jadi dari kita buang sampah dari rumah sampai ke TPA itu dia masih belum 100 persen. Yang kedua karena bocor," jelasnya.

Istilah sampah bocor ungkap Yanti adalah, sampah yang dibuang sembarangan, dimana seharusnya sampah-sampah tersebut masuk ke tempat sampah. Tetapi justru tercecer di beberepa lokasi yang bukan tempat sampah seperti pot bunga.

Artikel Menarik Lainnya

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

X