AS Turunkan Cadangan, Harga Minyak Dunia Tetap Merosot hingga 2%

- Kamis, 14 Mei 2020 | 08:39 WIB
Ilustrasi kilang minyak (Unsplash/Patrick Hendry)
Ilustrasi kilang minyak (Unsplash/Patrick Hendry)

Harga minyak dunia mengalami penurunan hingga sekitar 2%, Rabu (13/5/2020), meski Amerika Serikat  (AS) mencatatkan penurunan cadangan pertama sejak Januari dalam persediaan minyak mentah.

Hal itu disebabkan pidato Chairman The Fed yang memicu kekhawatiran permintaan, di mana ia mengatakan ekonomi akan membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk pulih dari pandemi virus corona.

Harga minyak reli di tengah optimisme bahwa permintaan bahan bakar yang merosot akan pulih kembali, sementara produsen memangkas produksi untuk memotong kelebihan pasokan yang meningkat selama pandemi tersebut.

Namun demikian harga komoditas minyak mentah justru merosot bersama dengan aset berisiko lainnya, seperti saham, pada sesi Rabu karena pemerintah memberi sinyal bahwa rebound mungkin akan membutuhkan waktu.

Patokan global, minyak mentah berjangka Brent, ditutup menyusut 79 sen, atau 2,6% menjadi USD29,19 per barel, demikian laporan Reuters, di New York, Rabu (13/5/2020) atau Kamis (14/5/2020) pagi WIB.

Sementara itu, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), patokan Amerika Serikat, melemah 49 sen, atau 1,9% menjadi USD25,29 per barel.

Chairman Federal Reserve, Jerome Powell, memberikan penilaian serius mengenai ekonomi Amerika dan memperbarui skeptisismenya atas suku bunga negatif.

"Hanya ada awan gelap karena hal itu," kata Bob Yawger, Direktur Mizuho di New York. 

"Itu adalah pidato yang negatif sehingga bahkan mengeliminasi apa yang merupakan laporan (inventori minyak AS) yang paling bullish sejak Januari," katanya.

Sementara itu, stok minyak mentah AS turun 745.000 barel pekan lalu. Menurut Badan Informasi Energi Amerika, dibandingkan ekspektasi analis dalam jajak pendapat Reuters yang memperkirakan kenaikan 4,1 juta barel.

Stok di pusat penyimpanan Cushing, Oklahoma, menyusut 3 juta barel, kata EIA, mengisi titik pengiriman untuk WTI menjadi lebih dari 80% kapasitas ketika produsen menemukan diri mereka dengan lebih sedikit tempat untuk menyimpan minyak.

"Ketakutan mulai merebak bahwa pelonggaran tindakan penguncian akan memicu gelombang kedua infeksi virus korona," kata Stephen Brennoc, analis PVM.

Selasa (12/5/2020), pakar penyakit menular, Anthony Fauci, mengatakan kepada Kongres AS bahwa pelonggaran penguncian dapat memicu wabah baru penyakit Covid-19 tersebut yang menewaskan 80.000 orang Amerika dan menghantam ekonomi terbesar dunia itu.

Wabah baru itu dilaporkan di Korea Selatan dan China, di mana krisis kesehatan dimulai sebelum menyebar ke seluruh dunia, mendorong pemerintah untuk mengunci miliaran orang, menghancurkan permintaan bahan bakar.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X