Prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI) bersama sejumlah relawan mengevakuasi bayi yang masih berumur empat hari bersama ibunya Salma (38) yang terjebak banjir dirumahnya di Gampong (desa) Alue Bate, Kecamatan Rantau Peureulak, Aceh Timur
Danramil 14/Rtp Kapten Inf Wagimin menyebut genangan air yang berada di daerah tersebut sangat tinggi. Pihaknya bersama tim penyelamat lainnya tengah melakukan evakuasi dan memprioritaskan bagi para lansia, anak-anak dan ibu-ibu.
"Air banjir semakin tinggi di daerah itu, maka demi keselamatan warga kami lakukan evakuasi ke pengungsian darurat terutama bagi para lansia (lanjut usia), anak-anak dan ibu-ibu," kata Inf Wagimin seperti dilansir dari Antara pada Sabtu (5/12/20).
Berdasarkan data di lapangan hampir seluruh desa di Kecamatan Rantau Peureulak terkena banjir. Pasalnya sungai di daerah itu meluap dan membanjiri daerah di Kecamatan Rantau Peureulak dan sekitarnya karena hujan deras yang tak kunjung reda.
"Aliran Sungai Peureulak tidak bisa menampung debit air dari hujan semalaman dan kiriman air dari hulu, akibatnya 20 gampong (desa) di Kecamatan Rantau Peureulak terendam dan melumpuhkan jalan yang menghubungkan dua kecamatan," ujar Inf Wagimin.
Akibat banjir ini, sebanyak 1.931 warga dari 481 KK di sejumlah kecamatan mengungsi ke musala terdekat masing-masing daerah.
Sedangkan korban terdampak banjir lainnya yang tidak mengungsi sejauh ini sudah mencapai 24,3 ribu jiwa dari 6,2 ribu KK tersebar di 15 kecamatan yakni Peureulak Timur, Julok, Peudawa, Sungai Raya, Indra Makmur, Bireum Bayeun, Peureulak, Ranto Peureulak, Pante Bidari, Idi Tunong, Nurussalam, Peureulak Barat, Idi Rayeuk, Darul Ihsan dan Madat.
Sejauh ini belum ada korban jiwa dalam musibah banjir tersebut, upaya koordinasi terus dilakukan pemerintah setempat untuk menyalurkan bantuan logistik kepada warga terdampak.
