Perusahaan perencana dan konsultasi keuangan PT Jouska Finansial Indonesia tengah viral di media sosial. Seorang kliennya mengaku mengalami kerugian hingga puluhan juta.
Kerugian itu diduga karena pengelolaan dana yang tidak sesuai dengan kesepakatan antara klien dan Jouska, serta karena Jouska mengelola dana kliennya di instrumen saham tertentu.
Mengklarifikasi, Jouska mengklaim telah memberikan kendali penuh kepada kliennya terkait pengelolaan dana untuk berinvestasi di setiap instrumen keuangan, termasuk saham.
Jouska membantah mengatur dana klien untuk hanya berinvestasi di saham tertentu saja.
“Untuk memulai berinvestasi saham, individu harus memiliki akun saham dan RDI (Rekening Dana Investasi) atas nama pribadi pada salah satu sekuritas. Penggunaan nama pribadi berarti memberikan akses penuh atas penggunaan akun tersebut,” kata Chief Executive Office (CEO) Jouska Aakar Abyasa Fidzuno, dilansir Antara, Kamis (23/7/2020).
From This To This
— Alvin Alvin (@yakobus_alvin) July 21, 2020
Sharing gimana bobroknya @Jouska_id dan Amarta Investa ngehandle kliennya.
THREAD pic.twitter.com/GFyOzBJuxB
Aakar Abyasa mengatakan Jouska memberikan masukan dan saran sesuai dengan kondisi dan tujuan finansial setiap klien. Saran yang diberikan berbasis analisa tren ekonomi secara global, makro, dan industri.
Klien juga telah diberikan informasi analisis industri, analisis laporan keuangan, dan analisis manajemen perusahaan, analisa risiko, serta penerapannya dalam keputusan finansial yang akan diambil.
Aakar menambahkan bahwa klien memiliki hak untuk mengikuti atau menolak saran yang diberikan oleh Jouska.
Yang jadi masalah adlh LUCK ini. Di beberapa poin mereka mengelak bahwa ini bukan perusahaan gorengan. Alokasi dana pun ga main2, lbh dr 50%
— Alvin Alvin (@yakobus_alvin) July 21, 2020
Jika kita bertanya pd professional investor, tidak ada satupun yang berani inves di saham IPO. Knp? Terlalu fluktuatif pic.twitter.com/wtnogEmyLx
“Berdasarkan kontrak yang telah disepakati kedua belah pihak, setiap klien mempunyai hak untuk mengikuti atau menolak setiap saran yang diberikan,” ucapnya.
Klien juga diberikan edukasi penggunaan aplikasi agar bisa memantau aktivitas pengelolaan dananya di bursa.
Saya juga client @Jouska_id 2018-2018 yg dibelikan saham luck ini. Ini capture data hari ini. Uang sama sekali belum pernah diambil. Saya sempet berpikir, apa mgkn dana yg Saya masukan kecil setiap blnnya, shg tdk bisa beli bluechip. pic.twitter.com/N7u9xE2XQ3
— steviniaepin (@steviniaepin) July 21, 2020
“Klien memiliki hak untuk terus berkomunikasi dan mendapatkan edukasi serta saran dari adviser. Kami memiliki komitmen untuk menjadi penasihat keuangan independen dengan memberikan layanan terbaik bagi klien-klien kami,” ujar Aakar.