Wamendag Ajak Mitra Segera Selesaikan GSP, Ini Alasannya

- Kamis, 23 Juli 2020 | 08:54 WIB
Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag), Jerry Sambuaga. (Dok. Kemendag)
Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag), Jerry Sambuaga. (Dok. Kemendag)

Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Jerry Sambuaga memuji komitmen para Menteri dan Lembaga dalam upaya penyelesaian generalized system of preference (GSP). Namun, dia mengajak agar komitmen itu ditingkatkan lagi sehingga GSP bisa segera diselesaikan. 

Pernyataan ini diungkapkannya pasca mengikuti rapat antar kementerian secara virtual guna membahas skema preferensi tarif Amerika Serikat tersebut. 

Menurut Jerry, GSP sangat penting karena dengan skema ini Indonesia mendapatkan keuntungan berupa pengurangan tarif yang mengakibatkan meningkatnya volume ekspor.

“Dampaknya cukup baik. Berdasarkan data kami, pada 2018 nilai ekspor Indonesia dari pos tarif yang mendapatkan fasilitas GSP naik 10 persen dari US$1,9 miliar menjadi US$2,2 miliar. Pada tahun lalu meningkat lagi hingga lebih dari US$ 2,5 Miliar.” tutur Jerry.

Sementara saat dihubungi wartawan melalui pesan singkat Jerry menjelaskan, masih ada hambatan dalam percepatan perundingan perpanjangan GSP. Dia menerangkan, hambatan yang dimaksud terkait permintaan Amerika Serikat agar Indonesia mengubah kebijakan mengenai data transaksi dagang dan impor hortikultura. 

“Ada banyak isu dalam pembahasan GSP ini. Sebagian besar sudah kita selesaikan, tinggal dua itu. Jadi kita optimis yang dua itu juga bisa kita selesaikan,” tegas Jerry.

Jerry menambahkan, upaya penyelesaian isu-isu GSP memang telah dilakukan secara marathon baik dalam internal dalam negeri Indonesia maupun dengan mitra dialog, yaitu Amerika Serikat sendiri. Hal ini dilakukan sejak akhir tahun yang lalu. 

-
Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag), Jerry Sambuaga. (Dok. Kemendag)

Perlu diketahui, Amerika Serikat melakukan peninjauan kembali (review) atau evaluasi terhadap negara-negara penerima fasilitas GSP, termasuk Indonesia. Perundingan sempat terhambat karena adanya pandemi Covid-19, namun segera dilanjutkan kembali.

Jerry menekankan, perlunya keseimbangan kepentingan pada kedua negara. Amerika Serikat, kata Jerry, juga berkepentingan dengan banyak produk-produk Indonesia yang mempunyai keunggulan komparatif maupun kompetitif. Selain itu, produk-produk Amerika Serikat ke Indonesia juga lebih mudah masuk. 

“Jadi keuntungannya ada di kedua belah pihak. Bukan hanya adanya kemudahan eksportir Indonesia, tapi sebenarnya Amerika Serikat juga diuntungkan. Produk-produk hortikultura, dairy, kedelai dan lain-lain dari Amerika itu volumenya besar. Dengan GSP ekspor-impor kedua negara akan berjalan lebih baik,” urainya.

Keseimbangan dan prinsip resiprokal itu, sambung Jerry, selalu ditekankan Presiden Joko Widodo dalam setiap perundingan. Indonesia memahami bahwa negara mitra ingin mendapatkan keuntungan dari Indonesia. Sebaliknya, Indonesia juga ingin keuntungan dari negara mitra. 

“Prinsip ini sesuai dengan paradigma terbaru perdagangan internasional yang menjunjung tinggi nilai keadilan. Jadi baik dalam proses, hasil maupun dampaknya harus mencerminkan keadilan itu,” kata Jerry.

Karena itu, selain memuji komitmen koleganya di Kabinet, Wamendag juga berharap Amerika Serikat meningkatkan komitmennya untuk segera menyelesaikan perundingan ini. Komunikasi intensif terus dilakukan baik dengan perundingan di Indonesia maupun di Amerika Serikat. Mekanisme lobi antar pejabat juga intensif dilakukan. 

Rapat Koordinasi dalam rangka membahas GSP ini dikoordinasi oleh Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Pandjaitan diikuti oleh Kementerian Perdagangan, Kementerian Luar Negeri, Kementerian Pertanian dan Kementerian Komunikasi dan Informasi.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X