Virus Corona di Tanah Papua Berhasil Ditangani dengan Baik

- Senin, 22 Juni 2020 | 10:16 WIB
Seorang dokter berdiri di depan salah satu ruang modular perawatan pasien corona di rumah sakit. (ANTARA/M Risyal Hidayat)
Seorang dokter berdiri di depan salah satu ruang modular perawatan pasien corona di rumah sakit. (ANTARA/M Risyal Hidayat)

Sejak virus corona (Covid-19) menjangkiti Indonesia, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua cukup sigap menghadapinya. 

Pada pekan pertama Juni, R-nought (metrik krusial mewakili berapa banyak orang yang rata-rata terinfeksi oleh virus) di Papua masih bertengger di 1,12, dengan jumlah kasus infeksi nomor 12 dari 34 provinsi. Namun, pada akhir pekan kedua, kondisinya membaik. 

"Penambahan kasus Covid-19 menyusut ke angka belasan, bahkan pada 15 Juni membukukan nol kasus. Reproduksi efektif penyakit (R-nought atau Rt) sudah di bawah 1 atau di sekitar 1," kata Dokter Aaron Rumainum, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Provinsi Papua terkait Covid di Papua dalam keterangan tertulisnya kepada Indozone, Senin (22/6/2020).

Dia menjelaskan, sejauh ini Papua dinilai berhasil mencegah virus corona sehingga tidak menimbulkan bencana yang lebih besar. Aaron menegaskan, anggapan bahwa Papua tertinggal dalam fasilitas kesehatan dan tenaga medis untuk penanggulangan pandemi itu, terbantahkan oleh fakta bahwa korban meninggal yang relatif kecil dibanding banyak daerah lain di Tanah Air. 

Menurut Aaron, di Provisi Papua tercatat 1.249 pasien positif Covid-19, lebih dari separuhnya ada di Kota Jayapura dan Kabupaten Jayapura. Dari jumlah  itu, yang meninggal 15 orang (1,2%), jauh di bawah angka kematian nasional yang sekitar 6%. 

"Pasien positif Covid-19 yang berhasil sembuh dan  pulih ada 191 orang (15%). Lebih rendah dari angka nasional yang  38%. Pasalnya, serangan Covid-18 di Provinsi Papua baru menunjukkan kurva menanjak akhir April dan awal Mei," urainya.

-
Ilustrasi sejumlah warga Papua menggunakan masker di masa pandemi Covid-19. (ANTARA/Gusti Tanati)

Ditambahkan Aaron, fasilitas pelayanan kesehatan yang ada Provinsi Papua cukup untuk mengakomodir pasien positif pada level yang sekarang. Setelah 445 orang sembuh, kini di Papua ada 795 pasien Covid-19 (tersebar di 29 kabupaten-kota) yang semua telah diisolasi dan mendapat perawatan yang sepatutnya di rumah sakit. 

"Hampir semua bisa tertampung di RS atau di tempat perawatan sementara (hotel). Sebagian kecil yang menjalani isolasi dan perawatan mandiri. Di seluruh provinsi ada 16 RS rujukan untuk Covid-19 dan bisa diperlukan masih ada 45 RS lainnya yang juga dapat memberi pelayanan," tutur dia. 

RS Daerah Abepura, kata dia menjadi RS rujukan utama dengan fasilitas 150 bed untuk pasien Covid-19. Sedangkan, Rumah Sakit Freeport, di Kompleks Industri Pertambangan Freeport di Tembagapura, Kabupaten Mimika, turut membantu pemeriksaan spesimen pasien dengan PCR, dengan kapasitas 200 spesimen per hari. 

Sementara Mimika menyumbang pasien Covid-19 terbesar kedua di Papua setelah Kota Jayapura. Sebagian besar pasien positif Covid-19 dirawat di RS Freeport Tembagapura. Sejauh ini, kesembuhan di RS Freeport ini cukup tinggi, dari 140 orang yang dirawat hampir 90 orang telah sembuh dengan kematian 3 orang.
 
Aaron menerangkan, situasi agak berbalik sejak pekan kedua Juni. Penularan mulai melandai setelah wabah virus corona itu menerjang Papua di akhir Maret lalu. Pasien pertama yang terkonfirmasi Covid-19 muncul di Kabupaten Mimika, lalu terdeteksi di Jayapura,  Merauke, kemudian menyebar ke tempat lain. 

"Dalam tempo 6 minggu tercatat 538 orang terinfeksi. Tak pelak lagi, Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) diberlakukan oleh Gubernur Lukas Enembe 21 Mei sampai 4 Juni. Namun, selama masa PSBB jumlah pasien terus bertambah dan menjadi 862 orang, dan puncaknya pada pekan pertama Juni," ungkap Aaron.

Per 4 Juni hingga 19 Juni, Gubernur Papua Lukas Enembe, mengubab PSBB menjadi Pengaturan Sosial Daerah yang Diperketat (PSDD). Protokol kesehatan lebih dikedepankan katimbang membatasi gerakan. Hasilnya, penularan pun melandai. 

"R-nouth menyusut ke 1,2%. Dari kantor gubernur terdengar aba-aba baru: tracing dan testing yang sudah dilakukan akan makin digencarkan," katanya.

-
Pemprov Papua mulai melakukan relaksasi aktivitas masyarakat saat fase normal baru. (ANTARA/Gusti Tanati)

Aaron menjelaskan, Provinsi Papua kini bisa melakukan tracing dan testing secara masif dan agresif. Dalam sebulan pasca pasien pertama muncul, mesin PCR (Polymerase Chain Reaaction) telah hadir Jayapura, diperasiokan oleh Lab Kesehatan Daerah (Labkesda) sebagai organ Pemprov dan Litbangkes sebagai perwakilan instansi pusat. 

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

Polres Langkat Musnahkan Barbuk Ganja dan Sabu

Rabu, 17 April 2024 | 11:20 WIB
X