Ibu Nekat Bunuh Anak karena Susah Belajar Online

- Selasa, 15 September 2020 | 18:12 WIB
Ilustrasi pembunuhan. (Foto: Antaranews/Diasty Surjanto)
Ilustrasi pembunuhan. (Foto: Antaranews/Diasty Surjanto)

Seorang anak bernama Keysya Safiyah yang baru berusia delapan tahun tewas setelah dianiaya ibunya sendiri Lia Handayani (26). Alasan utama penganiayaan itu ternyata karena bocah kelas 1 Sekolah Dasar (SD) dinilai susah belajar online.

Peristiwa pembunuhan itu dibenarkan Kepala Satuan Reserse dan Kriminal (Kasat Reskrim) Polres Lebak Ajun Komisaris David Adhi Kusuma. Menurutnya, kedua orangtua korban, Lia Handayani (26) dan Imam Safi'e (27) harus mempertanggungjawabkan kematian tersebut.

"Ibu kandungnya itu melakukan pemukulan lebih dari lima kali hingga anaknya Keysya Safiyah (8) kelas I SD meninggal dunia," kata Kepala Satuan Reserse dan Kriminal (Kasat Reskrim) Polres Lebak Ajun Komisaris David Adhi Kusuma seperti dilansir Antara di Lebak, Senin (14/9/2020).

David menjelaskan, awalnya pelaku merasa kesal saat melihat anaknya sulit untuk belajar secara online, sehingga mendapat penganiayaan dari ibu kandungnya sendiri.

Pertama, pelaku mulai mencubit dan memukul lebih dari lima kali menggunakan gagang sapu dan korban hingga terjatuh ke lantai. Melihat anak kembarnya itu tak berdaya merasa panik dan mengajak suaminya Imam Safi'e untuk pergi ke Kabupaten Lebak, Banten.

Pelaku suami isteri itu menggunakan sepeda motor dari Jakarta ke Lebak bersama adik kembarnya dengan membawa jasad anaknya dimasukkan dalam kardus.

Setelah tiba di kampung halaman, Rabu (26/8/2020), pelaku ziarah ke neneknya, sekaligus menguburkan anaknya secara diam-diam di tempat pemakaman umum (TPU) Desa Cipalabuh Kecamatan Cijaku Kabupaten Lebak.

"Beruntung, warga mencurigai kuburan itu dan dibongkar ternyata jasad anak berikut pakaianya," katanya menjelaskan.

Menurut dia, berdasarkan hasil pemeriksaan bahwa pelaku itu kerapkali melakukan penganiayaan terhadap Keysya Safiyah.

Bahkan, tim penyidik mendapat file di telpon genggam pelaku yang memperlihatkan foto korban dengan luka lebam di bagian mata dan bibir.

"Pelaku kerapkali melakukan penganiayaan jika anaknya kesulitan belajar secara online," kata David.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Edi Hidayat

Tags

Rekomendasi

Terkini

X