Tersangka kasus ujaran rasisme, Ambroncius Nababan mengajukan permohonan penangguhan penahanan kepada penyidik Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri pada Senin, 1 Februari 2021.
“Kehadiran kami ini mengajukan penangguhan penahanan, baru masuk suratnya hari ini,” kata Pengacara Ambroncius Nababan, Herman Sitompul di Gedung Bareskrim pada Senin.
Herman menegaskan, kliennya tersebut tak akan mengulangi perbuatannya lagi, dan akan bersikap kooperatif jika dipanggil penyidk.
Herman juga menjamin Ambronius tak akan menghilangkan barang bukti, apabila permohonan penangguhan penahanannya dikabulkan.
“Klien kita tidak akan melarikan diri dan tidak menghilangkan barang bukti, itu diatur oleh KUHAP. Itu sah-sah saja,” ujarnya.
Meski demikian, Herman menyerahkan semua keputusan kepada penyidik. Menurutnya, penyidik akan melakukan rapat internal untuk merespons atau mempertimbangkan permohonan Ambroncius tersebut.
"Dikabulkan atau tidak, itu tetap urusan penyidik. Penangguhan penahanan ini kita baru masuk surat, tidak bisa mereka langsung terima atau tidak penangguhan ini. Tentu mereka juga penyidik akan mengadakan rapat internal mereka, kita harus menghargai itu,” jelas dia.
Herman menyebut, kasus kliennya ini sebenarnya bisa diselesaikan secara mediasi dengan mantan Komisioner Komnas HAM Natalius Pigai.
“Saya melihat perkara ini sebenarnya lebih pantas dimediasi, didamaikan tidak perlu diperpanjang sampai ke pengadilan. Tapi karena sudah masuk proses hukum, litigasi. Mau tidak mau, kami pun siap untuk itu, akan kita uji di pengadilan nanti,” tandasnya.
Sebelumnya, akun Facebook atas nama Ambroncius Nababan mengunggah konten bernuansa rasis terhadap Natalius Pigai. Konten itu berupa foto kolase Natalius Pigai dan satwa yang diunggah oleh Ambroncius Nababan di akun FB-nya.
