Dampak Pandemi, Pengelola Bioskop Bakal Hitung Kerugian Usai Kembali Beroperasi

- Kamis, 9 Juli 2020 | 18:17 WIB
Bioskop di era new normal. (NME)
Bioskop di era new normal. (NME)

Wabah virus corona (Covid-19) telah memberikan dampak buruk atau negatif di semua lini bisnis, termasuk bioskop di Indonesia. Lalu berapa potensi kerugian yang dialami pengelolaan bioskop karena pandemi Covid-19?

Ketua Gabungan Pengelola Bioskop Seluruh Indonesia (GPBSI), Djonny Syafruddin mengungkapkan, pihaknya belum mengetahui berapa besaran potensi kerugian yang dialami sejak pandemi Covid-19 melanda Indonesia.

"Belum, belum kita hitung. Nanti ngarang pula nanti," kata Djonny kepada Indozone, Jakarta, Kamis (9/7/2020).

Djonny menjelaskan, dalam waktu ini pihaknya akan menghitung dan mengkalkulasi berapa nominal kerugian yang dialami. Hal ini akan dilakukan setelah bioskop kembali beroperasi di Indonesia, setalah diizinkan oleh pemerintah.

"Kita coba satu bulan (berjalan), akan ketahuan untung dan ruginya," ujarnya.

Menurutnya, kerugian tidak hanya dirasakan oleh pengelola bioskop akibat adanya penghentikan atau tutup selama pandemi Covid-19 beberapa bulan. Namun, hal ini juga dirasakan oleh pemilik film atau pelaku industri perfilman.

"Yang rugi kan bukan arti kita tanggung sendiri, pemilik film dan bioskop kan 50-50, pemilik film kan berpikir juga, apa saya sekarang rilis apa nunggu lagi nanti, itu hak mereka," tambahnya.

GPBSI telah memutuskan dan sepakat mulai beroperasi atau buka kembali pada (29/7/2020). Ini menyusul setelah adanya restu dan lampu hijau dari pemerintah lewat lembaga terkait. 

Selain itu, GPBSI akan menerapkan protokol kesehatan Covid-19 sesuai aturan dari pemerintah dan bakal membahas petunjuk teknis yang akan diimplementasikan untuk ditaati masyarakat atau pengunjung bioskop.

"Insya Allah kita sudah siap. Kita juga selama ini sudah mempersiapkan, sudah beli peralatan, cuma bagaimana penerapannya kita mengikuti Juknis dari pemerintah. Nanti itu dikasih ke daerah, pemerintah daerah juga ikut mengawasi, karena Juknis itu dari Pemerintah Pusat," sambungnya.

Diketahui, berdasarkan catatan GPBSI bahwa hingga per 13 Mei 2019, jumlah layar di dalam negeri tercatat mencapai 1.861. 


Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Fahmy Fotaleno

Tags

Rekomendasi

Terkini

X