Harga Emas Memudar Seiring Ditemukannya Vaksin Virus Corona

- Rabu, 26 Agustus 2020 | 14:47 WIB
Ilustrasi emas. (Pexels/Michael Steinberg)
Ilustrasi emas. (Pexels/Michael Steinberg)

Harga emas di pasar spot melemah 0,6% menjadi US$1.920,91 per ounce pada pukul 01.10 WIB dini hari tadi, demikian dikutip dari  Reuters, Rabu (26/8/2020). Sementara emas berjangka Amerika Serikat ditutup turun 0,8%, menjadi US$1.923,10 per ounce.

Direktur TFRX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, fenomena penurunan harga emas sendiri sebenarnya sudah bisa diprediksi. Menurutnya, kilau emas memang sangat berkaitan dengan optimisme berakhirnya situasi pandemi, seiring dengan ditemukannya vaksin untuk membunuh virus corona.

"Musuh utamanya Safe-Haven (Emas) adalah penemuan vaksin corona," ujar Ibrahim kepada Indozone, saat dihubungi pada Rabu (26/8/2020).

Selain itu, lanjut Ibrahim, sentimen lain yang menyebabkan kejatuhan harga emas yakni rilis data-data ekonomi Amerika yang disebutnya mulai mengalami perbaikan. Ia mencontohkan salah satunya adalah data manufaktur, di mana data tersebut pada bulan Juli dikatakan melebihi ekspektasi.

"Jadi data manufaktur di bulan Juli yang ekspektasinya hanya 50, tetapi kenyataannya 53. Artinya bahwa pertumbuhan ekonomi di Amerika pasca pandemi terus mengalami perbaikan. Hal ini yang kemudian akan menyebabkan indeks dolar akan mengalami penguatan," jelasnya.

Hal selanjutnya yang menyebabkan harga emas meredup, kata Ibrahim, yakni terkait perundingan antara pejabat perdagangan Amerika Serikat dengan Tiongkok, di mana pertemuan tersebut menghasilkan keputusan untuk kembali ke perjanjian perdagangan fase pertama.

"Artinya yang ditakut-takutkan pasar, bahwa akan memudar nih tentang masalah kesepakatan perdagangan fase pertama, tetapi kenyataannya Amerika dan Tiongkok ada persamaan visi dan misi, walaupun di sisi lain ada perbedaan-perbedaan tentang masalah HAM di Hong Kong dan lain-lain. Indikasi ini positif untuk pasar," jelasnya.

Kemudian sentimen yang terakhir, lanjut Ibrahim yakni para investor menanti pidato pimpinan Bank Sentral AS atau The Fed, Powell, soal langkah lanjutan pemulihan ekonomi di negeri Paman Sam tersebut.

"Kita tahu bahwa acara tersebut akan dilakukan secara online. Meski dianggap kurang menyenangkan oleh pasar, namun Bank Sentral AS masih mengindikasikan untuk mempertahankan suku bunga. Mungkin yang diharapkan pasar bahwa The Fed kemungkinan besar akan menaikkan suku bunga itu kemungkinannya kecil," pungkasnya.

 

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Edi Hidayat

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kebakaran Toko di Mampang Semalam, 7 Orang Tewas

Jumat, 19 April 2024 | 14:25 WIB
X