Kandidat Presiden dari Partai Republik Donald Trump lebih disukai pasar taruhan dibandingkan Joe Biden dari kandidat Demokrat untuk memenangkan pemilihan umum Amerika Serikat.
Dalam beberapa jam terakhir, situs web, pemilubettingodds.com, yang dibuat oleh Maxim Lott dan John Stossel, baru-baru ini membalikkan rata-rata peluang taruhannya untuk mendukung Trump.
"Dia belum menang, tapi sepertinya dia akan menang," kata Lott kepada kepada Fox News, seperti yang dikutip INDOZONE, Rabu (4/11/2020).
Lott mengatakan peluang taruhan di situsnya pagi ini, yang dirata-ratakan dari situs web perjudian lain, menjadikan Trump hanya sebagai favorit 38% untuk memenangkan pemilihan.
Pada pukul 11 malam, Trump difavoritkan menang lebih dari 70%. Sedangkan kandidat presiden dari partai Demokrat Joe Biden saat ini berada di bawah 30%.
"Saya terkejut melihatnya bisa balik unggul begitu cepat," tambahnya.
Lott membuat program di situsnya yang setiap menit masuk ke situs perjudian yang berbeda, termasuk FTX.com, Smarkets, dan Betfair untuk memeriksa peluangnya.
Dia mengatakan situs itu dibuat pada 2015 dengan keyakinan bahwa pasar dan merupakan prediktor terbaik tentang apa yang akan terjadi karena "mereka memiliki insentif untuk melakukannya dengan benar."
Sementara para ahli menjadikan Biden sebagai favorit yang jelas untuk memenangkan pemilihan, Lott mengatakan tahun ini membuat segalanya menjadi sedikit lebih tidak terduga.
"Saya selalu berpikir, dan saya mengatakan ini sebelum pemilihan, bahwa mereka terlalu percaya diri - karena tahun 2020 adalah tahun yang gila," katanya. "Kamu tidak bisa memprediksi sesuatu."
Dia mengatakan bahwa pemungutan suara bisa dibatalkan karena pemilih yang pemalu dan tekanan sosial terhadap pemilih Trump saat ini. Dia menambahkan bahwa faktor lain yang mungkin belum dilihat orang adalah surat suara yang masuk.
Namun, Lott mengatakan peluang taruhan bisa kembali ke Biden. Dia menggambarkan peluang mantan wakil presiden bisa berbalik unggul.
"Itu tentang kemungkinan beralih kembali ke mantan Wakil Presiden," lanjutnya.
Sementara itu sejumlah kelompok hak-hak sipil mengatakan mereka sedang memantau tanda-tanda tekanan pada pemilih.
