Mantan penasihat Donald Trump Steve Bannon telah didakwa setelah tidak memenuhi panggilan pengadilan yang menyelidiki serangan 6 Januari di US Capitol.
Dilansir Guardian, departemen kehakiman mengatakan Bannon telah didakwa oleh dewan juri federal atas dua tuduhan, yakni menolak hadir untuk deposisi dan menolak memberikan dokumen sebagai tanggapan atas panggilan pengadilan.
Surat perintah untuk penangkapan Bannon telah ditandatangani oleh hakim, dia juga diharapkan untuk menyerahkan diri pada hari Senin (15/11/2021).
Jaksa Agung AS, Merrick Garland, mengatakan dakwaan itu mencerminkan komitmen teguh departemen kehakiman untuk memastikannya mematuhi aturan hukum.
Bannon (67), merupakan mantan ketua eksekutif Breitbart News, yang pernah dia gambarkan sebagai platform 'alt-right', sebuah gerakan yang menganut rasisme dan antisemitisme.
Baca juga: Sekutu Donald Trump Dipanggil DPR AS Mengenai Kerusuhan di Gedung Capitol
Dia menjadi ketua kampanye pemilihan Trump 2016 dan kemudian menjadi kepala strategi Gedung Putih, tapi hanya bertahan kurang dari satu tahun.
Bannon mendorong teori konspirasi palsu tentang pemilihan 2020 dan meramalkan di podcastnya pada 5 Januari, yang mengatakan 'semua neraka akan pecah besok'.
Bulan lalu DPR memilih 229-202 untuk menahan Bannon dalam penghinaan. Sembilan Partai Republik mendukung resolusi tersebut.
Komite 6 Januari dibentuk oleh DPR untuk menyelidiki serangan itu, di mana massa pro-Trump mengamuk di Capitol dalam upaya untuk menghalangi kemenangan Joe Biden dalam pemilihan 2020.
Kurangnya kerja sama dari pejabat tinggi pemerintahan Trump yang menolak memenuhi panggilan membuat pekerjaan komite jadi terhalang.
Sebelumnya pada hari Jumat, mantan kepala staf Gedung Putih Trump Mark Meadows gagal muncul di hadapan komite. Dia juga menghadapi rujukan kriminal ke departemen kehakiman karena penghinaan.
