Polda Metro Jaya saat ini masih menyelidiki kasus kebakaran Lapas Kelas I Tangerang. Lapas itu disebut kelebihan kapasitas dan sel terkunci saat api membesar.
Kebakaran hebat yang melanda Blok C LP Tangerang pada pukul 01.45 WIB menewaskan 41 napi, dan delapan orang lainnya dirawat akibat kebakaran.
Diketahui Blok Chandiri Nengga 2 diisi 122 orang narapidana, sedangkan 73 lainnya alami luka bakar.
Dari informasi yang didapati diketahui peristiwa kebakaran itu terjadi di salah satu blok hunian LP Tangerang. Api baru berhasil dipadamkan petugas sekitar pukul 03.15 WIB.
Diketahui, api muncul dari Blok CII, yakni blok khusus kasus narkotika. Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus menjelaskan di blok tersebut ada 7 sel.
"Masing-masing blok itu jaraknya 50-100 meter di dalam Lapas itu. Kalau blok itu berarti sel ya. Di blok itu yang terbakar itu ada C1 dan C2. Yang terbakar adalah C2 isinya 122 orang napi," tuturnya, Rabu (8/9).
Baca juga: Menkumham Janjikan Santunan Rp30 juta Bagi Keluarga Korban Kebakaran Lapas Tangerang
Selain itu, Menkumham Yasonna Laoly mengatakan penguncian kamar tidur narapidana saat malam hari di lapas merupakan bagian dari prosedur tetap (protap).
"Protapnya memang harus dikunci kalo kamar narapidana itu. Kalau tidak, maka kita salah. Ke depan kita siapkan mitigasi ketika terjadi bencana," tuturnya.
Selain itu, Lapas Tangerang saat ini mengalami over kapasitas tahanan. Ketika terjadi kebakaran, lapas itu berisi 2.069 narapidana dan tahanan, padahal seharusnya hanya berisi 900-an orang.
Dengan jumlah tahanan yang kelebihan kapasitas,, total penjaga hanya 13 orang untuk 4 blok yang ada di lapas tersebut.
"Lapas Tangerang ini overkapasitas 400 persen. Penghuni ada 2.072 orang," kata Yasonna.
