Mewaspadai Potensi Terjadi Gempa Bumi Besar di Selat Sunda

- Sabtu, 3 Agustus 2019 | 11:30 WIB
photo/ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman
photo/ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman

Masyarakat di sekitar Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten, Jumat (2/8), pukul 19.03 WIB berhamburan keluar rumah karena merasakan gempa cukup besar dan lama. Sebagian besar warga memilih lari dan mengungsi ke daerah ketinggian setelah mendapatkan peringatan dini terjadinya tsunami oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

-
photo/ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso

Bahkan, warga pesisir Binuangeun, Kabupaten Lebak yang jaraknya sekitar 1,5 jam perjalanan dari Sumur, Kabupaten Pandeglang keluar rumah dan sebagian mengungsi ke "shelter" tsunami dan masjid di daerah tersebut.

“Saat terjadi gempa guncangan cukup kuat terasa. Semua warga keluar rumah, sebagian langsung menuju ke 'shelter' tsunami dan masjid," kata Salmah, warga Binuangeun.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) awalnya merilis gempa itu terjadi pada Jumat (2/8), pukul 19:03:21 WIB. Pusatnya pada koordinat 104,58 derajat bujur timur (BT) dan 7,54 derajat lintang selatan (LS), dengan magnitudo 7.4 pada kedalaman 10 kilometer (km) di bawah permukaan laut, berjarak 137 km barat daya Sumur, Banten.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, gempa bumi itu berpotensi tsunami dan menetapkan status siaga, yakni Banten di Pandeglang bagian selatan dan Pandeglang Pulau Panaitan, serta Lampung di bagian Lampung Bbarat dan pesisir selatan.

“Status siaga, kemungkinan ketinggian tsunami setengah meter hingga maksimal tiga meter,” kata Dwikorita Karnawati, Jumat (2/8) malam.

-
photo/ANTARA/Fauzi Lamboka

Sejumlah daerah ditetapkan waspada di antaranya Provinsi Banten, seperti Pandeglang bagian utara, Lebak dan Serang bagian barat. Di Provinsi Lampung peringatan waspada untuk daerah Pulau Tabuan, Tanggamus bagian timur, Kepulauan Krakatau, Kepulauan Legundi, Pesisir Tengah dan Utara di Lampung Barat hingga Kepulauan Sebuku di Lampung Selatan.

Status waspada juga diberikan di Provinsi Bengkulu untuk Pulau Enggano di Bengkulu Utara, Kaur, Bengkulu Selatan dan Seluma. Di Provinsi Jawa Barat status waspada diberikan untuk Ujung Genteng di Sukabumi. “Status waspada, kemungkinan ketinggian tsunami maksimal setengah meter,” ujarnya.

Meski demikian, dia mengimbau kepada masyarakat agar tidak panik dan menjauhi pantai pascagempa itu. Sesuai standar operasional prosedur (SOP) pencabutan status peringatan tsunami dilakukan dua jam kemudian.

Sekitar pukul 21.35 WIB, BMKG mencabut status peringatan tsunami dan memutakhirkan data terakhir gempa bumi menjadi magnitudo 6,9. Pusatnya, terletak pada koordinat 104,75 derajat BT dan 7,32 derajat LS pada kedalaman 48 km, berjarak 164 km arah barat daya Kota Pandeglang, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten.

-
photo/ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman

Episentrum gempa berada di wilayah Samudra Hindia di sebelah selatan Selat Sunda. Dari lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, gempa bumi ini termasuk jenis gempa bumi dangkal akibat deformasi batuan di dalam Lempeng Indo-Australia.

Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan gempa bumi itu terjadi dengan mekanisme pergerakan naik atau patahan akibat dari patahan naik di dalam Lempeng Indo-Australia tersebut.

Hasil akhir BMKG tidak berbeda dengan siaran pers Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang menyebutkan gempa bumi disebabkan aktivitas penunjaman Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia.

PVMBG mengutip Informasi dari Unites States Geological Survey (USGS) yang mencatat gempa bumi pada koordinat 104,806 derajat BT dan 7,29 derajat LS dengan magnitudo 6,8 pada kedalaman 42,8 km.

Halaman:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

X