Dokter "Peniup Alarm Pertama" Virus Korona di Tiongkok Meninggal

- Jumat, 7 Februari 2020 | 09:11 WIB
Li Wenliang, Dokter pertama penemu virus korona pada pasien dan dampaknya di Wuhan (CNN)
Li Wenliang, Dokter pertama penemu virus korona pada pasien dan dampaknya di Wuhan (CNN)

Dokter Tiongkok yang pertama kali mendiagnosa adanya virus korona baru dalam tubuh pasien dan sempat ditegur lantaran "menyebar hoax" akan adanya wabah virus korona baru akhirnya dinyatakan meninggal dunia setelah ikut terinfeksi virus tersebut. 

Kematian dokter Li Wenliang, bak menjadi pahlawan bagi Wuhan. Ia secara luas dianggap sebagai pahlawan karena meniup peluit pertama akan adanya ancaman yang ditimbulkan oleh virus korona baru di Wuhan. Kematiannya telah menyebabkan kesedihan yang sangat disesalkan oleh warga Wuhan.

 

Mengutip Reuters, ia adalah dokter mata di rumah sakit Wuhan, kota dimana pusat epidemi virus korona baru berada. 

Ia menjadi salah satu dari delapan orang yang ditegur oleh Kepolisian Wuhan bulan lalu lantaran menyebarkan informasi "ilegal dan keliru" soal virus korona. Li mengaku di situs media sosial Tiongkok, Weibo, pada 1 Februari bahwa ia positif mengidap virus korona.

Rumah sakit tempatnya bekerja menyebutkan melalui pernyataan di akun Weibo miliknya bahwa Li meninggal pukul 2:58 waktu setempat pada Jumat (6/2/2020).

Li termasuk di antara sejumlah "pemburu rumor" yang seharusnya ditahan pada bulan Desember karena menyebarkan berita tentang virus tersebut. Dia telah memperingatkan tentang potensi virus "mirip SARS" yang menyebar di Wuhan terkait dengan pasar makanan laut di Wuhan, yang diyakini menjadi sumber virus korona.

Ia lantas mengunggah foto hasil tes, yang membenarkan virus korona tersebut "mirip SARS" pada sampel pasien, menurut tangkapan layar percakapan WeChat yang diverifikasi Reuters.

Surat Biro Kepolisian Wuhan yang dilayangkan untuk Li pada 3 Januari mengungkapkan bahwa Li "sangat mengganggu tatanan sosial" dengan pesan WeChat miliknya.

Ia diminta meneken surat tersebut sebagai janji untuk menghentikan aksi ilegalnya segera, dan jika dirinya menolak untuk melakukan itu maka ia dapat menghadapi tuntutan kriminal.

Tiongkok sejauh ini melaporkan lebih dari 500 kematian dan 26.000 kasus virus korona. Tiongkok berulang kali berjanji pihaknya akan terbuka dan transparan dalam menangani virus korona.

 

Artikel Menarik Lainnya

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

Polres Langkat Musnahkan Barbuk Ganja dan Sabu

Rabu, 17 April 2024 | 11:20 WIB
X