Terpapar Corona dalam Hitungan Menit, Perawat Ini Ungkap Kisahnya

- Minggu, 29 Maret 2020 | 17:35 WIB
Petugas medis bersiap di ruang perawatan Rumah Sakit Darurat Penanganan COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran (ANTARA FOTO/Heru Sri Kumoro)
Petugas medis bersiap di ruang perawatan Rumah Sakit Darurat Penanganan COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran (ANTARA FOTO/Heru Sri Kumoro)

Berdasarkan data di akun Instagram Ikatan Dokter Indonesia, setidaknya sudah ada 10 orang dokter yang meninggal dunia di tengah pandemi virus corona.

Ada yang meninggal karena terinfeksi virus corona, dan ada juga yang karena kelelahan. Sementara itu, di DKI Jakarta 61 tenaga medis yang menangani pasien corona, dinyatakan positif terinfeksi juga.

Hal ini memperlihatkan betapa rentan tenaga medis terhadap paparan virus corona. Salah satu tenaga medis di sebuah rumah sakit di Jawa Tengah, Dian, adalah salah satu yang tertular. Dia pun menceritakan bagaimana kronologi dia bisa tertular virus corona.

"Waktu itu ada pasien datang, saya yang tugas di bagian pendaftaran langsung melakukan pendaftaran. Saat dia datang, saya tidak tahu kalau dia suspect corona, saya kontak dengan dia sekitar 15 menit tanpa menggunakan masker. Dia batuk terus selama proses itu," cerita Dian kepada Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo via telepon, Sabtu (28/3/2020).

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Ganjar Pranowo (@ganjar_pranowo) on

Belakangan, pasien tersebut dinyatakan positif corona dan langsung dirawat. Setelah itu, Dian mulai merasakan gejala seperti demam tinggi dan batuk. Namun, dia tetap memaksakan diri bekerja hingga akhirnya pingsan karena tidak kuat.

Setelah dicek, Dian pun dinyatakan positif virus corona. Hasil ini sempat membuat Dian putus asa. Tapi, dia akhirnya bertekad untuk sembuh dan meminta masyarakat menjaga kesehatan dan tetap di rumah.

"Buat masyarakat, saya minta jaga kesehatan. Sering-sering cuci tangan menggunakan sabun. Jaga jarak demi kebaikan kita semuanya. Sakit memang, saya saja sampai sekarang belum bisa ketemu anak karena semua ini," ceritanya.

-
Perawat mengenakan pakaian APD saat membawa pasien dalam pengawasan COVID-19 di RSUD dr Iskak, Tulungagung (ANTARA FOTO/Destyan Sujarwoko)

Ganjar kemudian menanyakan kabar keluarga Dian. Pertanyaan ini dijawab isak tangis oleh Dian. Tenaga medis ini bercerita bahwa dia memiliki anak yang berusia dua tahun. Namun, dia tidak bisa berjumpa dengannya untuk sementara.

"Anak saya dua tahun pak, sejak saya dinyatakan positif dan dikarantina, sampai sekarang saya belum berjumpa. Kangen sekali rasanya pak," katanya dengan terisak.

Dian hanya bisa berhubungan lewat video call. Itulah yang menjadi obat kangennya saat bisa melihat wajah anaknya yang sudah lama tak bertemu dengan sang ibu.

"Anak saya sekarang saya titipkan di rumah mertua, suami saya kerja di Jakarta. Saat video call, anak sering tanya mama kapan pulang?. Saya jawab mama masih kerja. Dia tahunya saya masih kerja," ujarnya.

-
Petugas medis melakukan simulasi penanganan pasien terjangkit virus Korona di RS Margono Soekarjo Purwokerto, Banyumas (ANTARA FOTO/Idhad Zakaria)

Ganjar Pranowo turut sedih mendengar cerita Dian. Dia pun berharap agar wanita ini bisa cepat sembuh. Ganjar juga berujar ingin memeluk dan menggendong putra Dian jika pandemi corona ini telah berakhir.

"Tetap semangat ya, banyak teman-teman yang selalu mendoakan dan mendukung para tenaga medis seperti panjenengan," kata Ganjar.

Halaman:

Editor: Zega

Rekomendasi

Terkini

X