Agar Bisa Mandiri & Berdaya Saing, Kemenperin Fokus Kembangkan Obat Modern Asli Indonesia

- Rabu, 14 Oktober 2020 | 19:10 WIB
  Menteri Perindustrian Agus Gumiwang meninjau laboratorium di Balai Besar Kimia dan Kemasan (BBKK) Jakarta, Selasa (13/10/2020). (Photo/ANTARA/HO-Kementerian Perindustrian)
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang meninjau laboratorium di Balai Besar Kimia dan Kemasan (BBKK) Jakarta, Selasa (13/10/2020). (Photo/ANTARA/HO-Kementerian Perindustrian)

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyampaikan bahwa pihaknya akan fokus untuk mengembangkan industri farmasi di Tanah Air agar Indonesia bisa mandiri dan berdaya saing melalui pengembangan obat modern asli dari dalam negeri.

Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kemenperin, Doddy Rahadi di Jakarta, Rabu (14/10/2020). Ia juga menyampaikan bahwa pihaknya juga mendorong pengembangan obat tradisional menjadi Obat Modern Asli Indonesia (OMAI).

“Indonesia memiliki keanekaragaman hayati terbaik di dunia seperti jahe, lempuyang, pala, nilam dan lain-lain, yang tentunya bisa menjadi modal utama dalam membangun kemandirian untuk memproduksi obat,” kata Doddy, dikutip dari Antara, Rabu (14/10/2020).

Kemudian, ia juga menjelaskan bahwa OMAI itu berupa Obat Herbal Terstandar (OHT) dan Fitofarmaka. Maka dari itu, Doddy mengatakan sejumlah kerja di bawah BPPI dipacu untuk meningkatkan kegiatan litbang agar bisa menghasilkan inovasi yang dibutuhkan.

“Contohnya adalah Balai Besar Kimia dan Kemasan (BBKK) Jakarta yang memiliki kompetensi dan pengalaman di bidang tersebut, termasuk untuk mengembangkan fasilitas produksi guna mendorong pertumbuhan industri OMAI,” sambungnya.

Di sisi lain, saat ini BBKK Jakarta tengah merancang pembangunan fasilitas House of Wellness yang bakal dilengkapi dengan mini plant bersertifikasi Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB), Smart Laboratory (R&D serta QC), Centre of Essential Oils (Learning Factory dan Laboratorium Essential Oils Authentication) dan soft computing room.

“Program ini termuat dalam roadmap pengembangan fitofarmaka BBKK 2021-2026,” ujar Doddy.

“Pada tahun 2023, nantinya sudah dapat memproduksi ekstrak bahan alam serta mengembangkan smart laboratory,” tambahnya.

Lebih lanjut, dengan hadirnya berbagai fasilitas dan program tersebut, diharapkan OHT sudah dapat diproduksi pada tahun 2024, dan pada tahun 2026 fasilitasnya sudah dapat menghasilkan fitofarmaka.

“Dalam pengembangan produk OMAI ini tentunya membutuhkan dukungan dan kerja sama dengan pihak terkait lainnya melalui kolaborasi dengan lembaga litbang, industri obat tradisional atau farmasi dan stakeholder lainnya,” tutup Doddy.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

X