Sri Mulyani Beberkan Pulihnya Ekonomi Hingga Tantangan pada Kuartal IV dan 2021

- Selasa, 8 Desember 2020 | 13:43 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam diskusi daring di Jakarta, Selasa (8/12/2020). (ANTARA/Astrid Faidlatul Habibah)
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam diskusi daring di Jakarta, Selasa (8/12/2020). (ANTARA/Astrid Faidlatul Habibah)

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pemerintah memiliki tantangan memulihkan ekonomi secara penuh dari tekanan akibat pandemi Covid-19 pada kuartal IV tahun 2020 maupun tahun 2021.

“Resiliensi (kemampuan beradaptasi) diharapkan terjadi. Jadi tidak hanya sekedar bangkit tapi menjadi pulih ekonominya secara penuh dan ini adalah tantangan kita di kuartal IV dan tahun 2021,” kata Sri Mulyani seperti dikutip Antara, Selasa (8/12/2020). 

Sri Mulyani menjelaskan, kondisi perekonomian Indonesia telah mengalami pembalikan dari yang tadinya sangat tertekan menjadi lebih baik pada kuartal III sehingga pertumbuhannya meningkat meski masih di zona negatif.

Dia menambahkan, pembalikan ekonomi ini terjadi karena adanya dorongan pada berbagai program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) tahun 2020 yang memakan anggaran hingga Rp695,2 triliun dengan enam fokus bidang.

Menurut Sri Mulyani, untuk menjaga momentum pembalikan menjadi pemulihan ini maka berbagai kebijakan pendorongnya harus diteruskan hingga tahun depan yakni tercermin melalui APBN 2021.

“Dari sisi terus memperbaiki kondisi perekonomian maka APBN 2021 menjadi penting,” tutur dia.

Dijelaskan Sri Mulyani, untuk tahun ini belanja mencapai Rp2.739,2 triliun sementara pendapatan diperkirakan Rp1.699,9 triliun sehingga defisitnya sebesar Rp1.039 triliun atau 6,34 persen dari PDB.

-
Menteri Keuangan RI Sri Mulyani di Komplek Istana Kepresidenan RI Jakarta. (INDOZONE)

Selain itu, kebijakan fiskal pada tahun ini, kata Sri Mulyani, akan diteruskan sampai tahun depan sehingga defisitnya masih di atas 3 persen yaitu 5,7 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) atau Rp1.006,37 triliun.

Hal itu dilakukan karena pemerintah tetap fokus pada penanganan pandemi serta melanjutkan berbagai pembangunan sehingga belanja 2021 mencapai Rp2.705 triliun dengan pendapatan yang diperkirakan Rp1.746 triliun.

“Defisitnya masih cukup besar karena tahun depan temanya di seluruh dunia untuk kebijakan fiskal dan moneter jangan menarik atau mencabut kebijakan ini terlalu cepat karena ekonomi bisa jatuh lagi,” paparnya.

Sementara terkait kebijakan strategis pemerintah tahun depan melalui APBN, sambung Sri Mulyani, meliputi bidang pendidikan dengan anggaran Rp550,5 triliun, kesehatan Rp169,7 triliun dan perlindungan sosial Rp421,7 triliun.

Selanjutnya, bidang infrastruktur Rp413,8 triliun, ketahanan pangan Rp104,2 triliun, pariwisata Rp15,7 triliun, serta ICT Rp29,6 triliun dalam rangka menunjang kebutuhan masyarakat yang saat ini aktivitasnya bergantung pada internet.

“Prioritas dalam APBN 2021 adalah kombinasi antara tetap menjaga dan menangani pandemi namun di sisi lain mulai memulihkan ekonomi dan membangun kembali Indonesia,” pungkasnya.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X