Pandemi virus corona meresahkan masyarakat dunia, termasuk Indonesia. Alih-alih menurun angka kasusnya bertambah. Hingga saat ini, tercatat 16.006 kasus dengan 1.043 jiwa meninggal dunia.
Tenaga media di Tanah Air sebagai garda depan pun punya cerita tersendiri dalam menghadapi virus corona. Bertepatan dengan Hari Perawat International, Médecins Sans Frontières atau Dokter Lintas Batas menggelar acara virtual, Kamis (14/5/2020).
Di ini, petugas media yang bertugas di daerah pedalaman Indonesia pun bercerita mengenai kesulitannya menghadapi pasien di tengah pandemi virus corona. Salah satunya, dialami oleh Bintari Ratih Kusumaningrum, dosen sekaligus petugas kesehatan yang ikut turun dalam membantu tim medis.
Bintari Ratih Kusumaningrum juga memberikan penyuluhan kepada masyarakat mengenai pencegahan virus corona. Salah satu pertanyaan yang sering dia dengar adalah, "kapan virus corona berakhir?"
"Saya sering sekali mendengar pertanyaan `kapan sih virus corona akan berakhir?` dari rekan-rekan. Wajar sih, kondisi ini memang membuat kita semua capek," sebutnya dalam virtual meeting.
Lelah
Menurut Bintari Ratih Kusumaningrum tak hanya dialami rekan-rekan tenaga medis saja, masyarakat juga tampaknya sudah lelah dengan mimpi buruk virus corona ini. Dia pun hanya bisa menenangkan dan membesarkan hati orang-orang di sekitarnya.
"Pertanyaan mengenai kpan virus corona berkhir, juga diajukan sama masyarakat. Jadi, bukan hanya kita saja. Lelahnya, capek, terkadang juga stress," tambahnya.
"Saya paling hanya bisa menjawab, tidak tahu kapan, hanya Tuhan yang Maha Tahu. Semoga ini semua cepat berakhir," ungkapnya.
Sambil tetap menjalankan tugasnya, juga tak lupa berdoa.
Kondisi serupa juga dialami Jedeth Mamora bertugas di wilayah Laboan. Meski di wilayah tempatnya bertugas masih dianggap zona hijau, tapi kondisi ini juga berdampak kepadanya.
"Kalau mendengar ini, capek dan lelah. Tapi karena tugas, kita tetap semangat," ucapnya.
