Tausiah Krishna Murti Singgung Soal Nafsu Pangkat dan Jabatan, Ada Apa? 

- Minggu, 10 Mei 2020 | 10:42 WIB
Brigjen Pol Krishna Murti (ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf)
Brigjen Pol Krishna Murti (ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf)

Brigadir Jenderal Polisi Krishna Murti mengunggah video tausiah di akun Instagram-nya pada Sabtu malam (9/5/2020). Video tausiah itu ia beri judul 'Perangkap Monyet'.

Dalam video berdurasi 8 menit 3 detik itu, Krishna menyinggung soal nafsu serakah manusia dalam mengejar pangkat, jabatan, serta harta dalam hidup. Ia menggunakan analogi 'perangkap monyet' untuk menggambarkan kemilau harta, pangkat, dan jabatan.

Video diawalinya dengan pertanyaan 'apa beda manusia dengan binatang?', lalu ia menceritakan kisah tentang cara berburu monyet dengan mudah dan tanpa menyakiti seperti yang dilakukan orang-orang di Afrika. 

Diceritakan Krishna, cara menangkap monyet di sana sederhana saja. Pemburu hanya menggunakan toples berleher panjang dan sempit. Toples itu lalu diisi kacang dan diberi aroma untuk mengundang monyet-monyet datang. Setelah diisi kacang, toples-toples itu ditanam dalam tanah dengan menyisakan mulut toples, dibiarkan tanpa tutup. Para pemburu melakukan itu di sore hari. Besok paginya mereka tinggal meringkus monyet-monyet yang tangannya terjebak dalam botol, tak bisa dikeluarkan.

"Mungkin kita akan tertawa melihat tingkah bodoh monyet-monyet itu. Tapi tanpa sadar kita mungkin sebenarnya sedang menertawakan diri sendiri. Kadang-kadang kita bersikap seperti monyet-monyet itu. Kita menggenggam erat setiap permasalahan yang kita miliki, layaknya monyet menggenggam kacang tadi. Kita mungkin mulia dengan pangkat, jabatan dan harta di dunia ini. Kita mungkin hebat dan dihormati orang dengan penghormatan palsu oleh manusia-manusia di sekitar kita. Tapi kita tidak sadar bahwa kita sedang terperangkap dalam perangkap monyet yang menjebak kita dalam kehancuran diri, organisasi maupun lingkungan," katanya dalam video tausiah tersebut.

"Kita tak pernah bisa melepasnya. Bahkan kita bertindak begitu bodoh, membawa 'toples-toples' itu ke mana pun kita pergi... Kita juga akan selamat jika kita coba buka genggaman tangan kita akan nafsu serakah, mengejar harta, pangkat, jabatan, dan kehormatan palsu," lanjutnya.

Tidak diketahui apa maksud Krishna di balik video tausiah tersebut. Yang pasti, perwira tinggi polisi kelahiran Ambon, 15 Januari 1970 itu kini mulai meredup kiprahnya.

Dulu, Krishna sering disorot ketika menjabat Direktur Kriminal Umum Polda Metro Jaya. Ia antara lain tenar berkat keberhasilannya menangani pembongkaran lokalisasi Kalijodo di perbatasan Jakarta Utara-Jakarta Barat pada 2016. Waktu itu ia ikut turun ke lokasi untuk mengamankan massa yang menolak penggusuran, termasuk menghadapi preman Daeng Aziz.

Terakhir, ia juga menangani kasus kematian Mirna Salihin yang diracun dengan sianida oleh Jessica Kumala Wongso. Sejak saat itu, sepak terjang kepolisiannya tidak lagi bergema dan ia menjadi lebih tenar di media sosial.

Tausiah Krishna Murti dapat ditonton melalui tautan berikut. 

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Krishna Murti (@krishnamurti_bd91) on

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

X