Penguatan Koalisi Seiring dengan Penentuan Figur

- Selasa, 19 Juli 2022 | 20:29 WIB
Airlangga Hartarto (tengah) bersama Zulkifli Hasan (kiri) dan Suharso Monoarfa (kanan) menandatangani nota kesepahaman dibentuknya KIB. (ANTARA/Rivan Awal Lingga)
Airlangga Hartarto (tengah) bersama Zulkifli Hasan (kiri) dan Suharso Monoarfa (kanan) menandatangani nota kesepahaman dibentuknya KIB. (ANTARA/Rivan Awal Lingga)

Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto mengungkapkan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) masih membuka peluang bagi partai lain untuk bergabung. Karena itu, KIB terus membangun komunikasi politik dengan partai lain. 

Airlangga memastikan meskipun sudah terbentuk KIB, komunikasi dengan partai lain tak terputus. Menurutnya KIB menganut asas inklusif terbuka.

"Interaksi sih selalu tidak pernah putus dengan berbagai partai," ujar Airlangga kepada wartawan, Selasa (19/7/20202).

Dalam kesempatan terpisah, Pengamat Politik dan Kebijakan UPNVJ, Danis TS. Wahidin menilai sikap terbuka KIB adalah terobosan baru, setelah sebelumnya pada Pemilu 2014 dan 2019 kental dengan polarisasi politik yang kuat.

“Kita patut berbangga dan berbahagia bagaimana kemudian sikap para elit yang berorientasi pada nilai kebersamaan dan kebangsaan, otentikasi pada pembangunan kerakyatan yang tradisi ini tidak pernah hadir di dalam negeri ketika kontestasi politik,” jelasnya.

Menurutnya, pengalaman pahit 2019 harus menjadi pelajaran bagi elit politik untuk mengedepankan persatuan kebangsaan. Langkah KIB untuk mengumpulkan partai-partai koalisi lalu kemudian mencari calon, sudah sesuai sistem.

Ia menjelaskan, koalisi yang baik adalah koalisi yang berjalan paralel dengan upaya penguatan koalisi partai dan pembentukan figur.

Baca Juga: Dianggap Mengunci Pegerakan Parpol Lain, Wajar Soliditas KIB Diganggu

"Karena kalkulasi kemenangan politik pada pemilu 2024 tidak bisa dilepaskan dan peran koalisi partai politik untuk menyentuh presidensial treshold 20% dan  elektabilitas pasangan figur untuk memenang pemilu 2024 secara langsung pemilihan dan pemasangan kandidat harus dibicarakan oleh koalisi secara mendalam," tutur Danis.

Sementara itu Direktur Pusat Kajian Politik Universitas Indonesia (Puskapol UI) Aditya Perdana mengungkapkan KIB sedang melakukan penjajakan dengan partai lain untuk mencari titik persamaan di antara mereka.

"Saya pikir sih kalau dalam masa sekarang saya mengistilahkan masa panjajakan, kayak orang pacaran. Jadi apapun itu terjadi untuk saling menyamakan persepsi, pandangan, pikiran, termasuk emosi. Jadi peluang-peluang itu masih terbuka kemungkinan, termasuk mengajak partai lain yang kemungkinan-kemungkinan itu bisa terjadi," jelas Aditya.

Menurut Aditya, bergabungnya partai dalam KIB lebih didasari pada kecocokan pandangan dari para elite KIB dalam melihat potensi bakal calon presiden yang akan diusung dalam Pemilu 2024.

"Kalau soal platform itu kadang-kadang partai politik kita tidak punya satu ikatan-ikatan ideologis yang relatif kuat, kalau saya melihatnya begitu. Sehingga yang masih diutamakan itu adalah kecocokan pandangan dari para tokoh atau figur, termasuk kalau bicara ini soal calon presidennya," ungkapnya.

Aditya menambahkan KIB sedang ingin mewujudkan politik kebangsaan yang dinilai mampu menghadapi politik identitas yang sempat muncul dan membesar pada Pilpres 2019.

Halaman:

Editor: Edi Hidayat

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kebakaran Toko di Mampang Semalam, 7 Orang Tewas

Jumat, 19 April 2024 | 14:25 WIB
X