Ini Tiga Hal Fokus Utama Presiden Jokowi untuk Hadapi Tantangan Krisis Ekonomi di ASEAN

- Minggu, 13 November 2022 | 13:20 WIB
Presiden Jokowi menghadiri ASEAN Global Dialogue Ke-2: Post Covid-19 Comprehensive Recovery di Hotel Sokha, Phnom Penh, Minggu (13/11/2022). (Foto: BPMI Setpres/Kris)
Presiden Jokowi menghadiri ASEAN Global Dialogue Ke-2: Post Covid-19 Comprehensive Recovery di Hotel Sokha, Phnom Penh, Minggu (13/11/2022). (Foto: BPMI Setpres/Kris)

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan soal semakin beratnya tantangan ekonomi ASEAN di tengah ancaman resesi, meskipun ekonomi rata-rata negara di kawasan terus tumbuh positif. 

Begitu disampaikan Presiden Jokowi saat memaparkan tiga fokus utama ASEAN dalam menghadapi tantangan ekonomi kawasan, pada ASEAN Global Dialogue Ke-2: Post Covid-19 Comprehensive Recovery di Hotel Sokha, Phnom Penh, Minggu (13/11/2022).

“Meskipun proyeksi pertumbuhan ekonomi rata-rata masih terus positif, namun ke depannya, tantangan ekonomi kawasan akan makin berat apalagi dengan ancaman resesi. Untuk itu, saya ingin fokus pada tiga hal,” ungkap Jokowi sebagaimana dikutip dari Biro Pers Media Informasi Sekretariat Presiden.

Baca Juga: Hadapi Krisis Global, Presiden Jokowi Ajak Pemimpin Negara ASEAN Plus Three Bersatu

Adapun tiga fokus utama ASEAN dalam menghadapi tantangan ekonomi kawasan, diungkapkan Jokowi yakni pertama adalah penguatan fiskal negara ASEAN. Dalam fokus ini, Presiden Jokowi mendorong agar ruang fiskal harus diciptakan demi stabilitas keuangan.

Selain itu, Presiden Jokowi menilai soal pentingnya efisiensi belanja dan alokasi program mitigasi dampak krisis yang harus menjadi prioritas, termasuk jaring pengaman bagi rakyat kurang mampu.

“Dukungan pada sektor yang memiliki dampak terhadap ekonomi kawasan juga harus diprioritaskan. ADB telah mengidentifikasinya seperti pariwisata, agro-processing, dan tekstil. Sektor-sektor ini penting karena melibatkan UMKM yang wakili 90% dunia usaha ASEAN,” ujar Jokowi.

-
Presiden Joko Widodo (kanan) berbincang dengan Perdana Menteri Kamboja Hun Sen (tengah) dan Presiden Amerika Serikat Joe Biden (kiri). (ANTARA/Hafidz Mubarak A)

Baca Juga: Soal Pergantian Panglima TNI akan Dibahas Usai Perhelatan KTT G20

Kedua, Presiden Jokowi mengatakan, perlu penguatan dukungan keuangan internasional. Presiden Jokowi menegaskan pentingnya peran lembaga keuangan internasional dalam merespon krisis dan meminimalisir dampak yang diakibatkan melalui berbagai instrumen keuangan yang fleksibel.

Menurut Presiden Jokowi, perlu adanya instrumen yang sifatnya darurat sehingga bisa cepat digunakan saat krisis.

“Dan lebih penting dari itu perlu ada instrumen yang berfungsi mencegah krisis. Dukungan ini penting bagi ASEAN untuk antisipasi memburuknya krisis ke depan, salah satunya dengan perkuat infrastruktur keuangan di kawasan, termasuk sinergi kebijakan finansial,” kata Jokowi.

Sedangkan fokus ketiga, kata Presiden Jokowi, yakni perdagangan dunia harus diatur dengan mempertimbangkan hak pembangunan negara berkembang. Presiden Jokowi menyoroti kesulitan yang dialami negara berkembang saat ingin melakukan hilirisasi. 

Di akhir pengantarnya, Mantan Wali Kota Solo ini kembali menegaskan pentingnya berkolaborasi erat dan bekerja sama untuk menghadapi krisis yang terjadi saat ini.

“Apakah dengan mengeskpor bahan baku mentah negara berkembang dapatkan keuntungan yang memadai? Jawabannya tidak. Untuk itu, negara berkembang terus memperjuangkan hak untuk hilirisasi,” tegas Jokowi.

Halaman:

Editor: Edi Hidayat

Tags

Rekomendasi

Terkini

Berawal Saling Tatap, ODGJ Bacok Tetangga di Kepala

Selasa, 23 April 2024 | 19:30 WIB
X