Ini 4 Arahan Presiden Jokowi ke Bawaslu Jelang Pemilu 2024

- Minggu, 18 Desember 2022 | 16:15 WIB
Presiden Jokowi membuka Konsolidasi Nasional Bawaslu RI, di Hotel Bidakara, Jakarta, Sabtu (17/12/2022). (Foto: BPMI Setpres/Rusman)
Presiden Jokowi membuka Konsolidasi Nasional Bawaslu RI, di Hotel Bidakara, Jakarta, Sabtu (17/12/2022). (Foto: BPMI Setpres/Rusman)

Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) memberikan empat arahan kepada Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI. Arahan pertama, Presiden meminta agar Bawaslu memetakan segera potensi masalah dan berbagai kemungkinan terjadinya pelanggaran.

Hal ini disampaikan Jokowi dalam sambutan di acara Konsolidasi Nasional Badan Pengawas Pemilihan Umum RI, yang digelar di Hotel Bidakara, Jakarta, Sabtu (17/12/2022).

“Harus dipetakan. Pusat memetakan, provinsi memetakan, Bawaslu di kabupaten/kota memetakan, Bawaslu di kecamatan memetakan, semuanya akan lebih memudahkan. Perhatikan satu per satu setiap kemungkinan, jangan sampai ada yang terlewat. Lakukan perencanaan yang matang, siapkan langkah pencegahan, siapkan langkah-langkah mitigasi, siapkan langkah-langkah antisipasi. Jangan sampai ada kejadian kita baru pontang-panting,” kata Jokowi sebagaimana dilihat dari laman setkab, Minggu (18/12/2022).

Baca Juga: Presiden Jokowi Tekankan Pentingnya Peran Bawaslu untuk Wujudkan Pemilu Berkualitas 

Arahan kedua, ia meminta agar Bawaslu fokus pada upaya-upaya pencegahan. Jokowi menegaskan bahwa Bawaslu jangan hanya bekerja saat terjadi pelanggaran, serta pasif menunggu pengaduan. Menurutnya, Bawaslu harus sejak dini mencegah terjadinya gesekan yang bisa menimbulkan benturan-benturan sosial.

“Gesekan sekecil apapun segera selesaikan saat itu juga, jangan tunggu membesar,” imbuhnya.

Baca Juga: Presiden Jokowi Bertemu dengan PM Swedia dan PM Belanda, Bahas Hal Ini

Lebih jauh, Kepala Negara berharap Bawaslu tidak hanya berhenti pada level pengawasan teknis pelaksanaan tahapan pemilu. Menurutnya, Bawaslu juga harus punya indeks kerawanan pemilu. 

Presiden juga merespons baik rencana Ketua Bawaslu Rahmat Bagja yang akan meningkatkan pengawasan terkait pemilu di media sosial (medsos), karena menurutnya medsos kerap menjadi ajang menyebarkan isu atau memanas-manasi masyarakat.

“Saya setuju sekali tadi Pak Ketua Bawaslu menyampaikan itu. Di dalam dunia nyata enggak ada apa-apa, ini dari mana kok ribut isu ini, medsos pasti, enggak ada yang lain,” lanjutnya.

Lebih jauh dia berujar, bahwa salah satu faktor kerawanan pada pemilu dan pilkada itu adalah soal politik identitas, politik SARA, dan hoaks. Untuk itu, Presiden mengingatkan agar Bawaslu berhati-hati mengenai hal tersebut dan harus segera memperingatkan pihak yang melakukan pelanggaran tersebut.

“Kita tidak bisa bersantai-santai dengan politik identitas, politisasi agama, politik SARA, jangan berikan ruang apapun kepada ini, ini sangat berbahaya sekali. Ini bisa menjadi peluang pihak lain untuk memecah belah keutuhan negara kita, keutuhan kita sebagai sebuah bangsa,” ucap dia.

Arahan ketiga, Presiden meminta Bawaslu bekerja cepat, responsif, dan selalu berada dalam koridor hukum. Bawaslu juga diminta agar merespons dan menyelesaikan pengaduan dengan cepat, menindak dan menyelesaikan berbagai pelanggaran dengan tegas, memegang teguh integritas, dan melakukannya secara adil dan tidak memihak.

“Bawaslu harus tegas dalam menegakkan aturan, tidak boleh ragu, tapi juga jangan sampai Bawaslu malah menjadi badan pembuat was-was pemilu yang membuat was-was masyarakat untuk memilih peserta pemilu untuk bersosialisasi. Artinya apa? ingar bingar pemilu tetap harus terasa sebagai bagian dalam kita berdemokrasi," ucapnya.

Halaman:

Editor: Gema Trisna Yudha

Tags

Rekomendasi

Terkini

Berawal Saling Tatap, ODGJ Bacok Tetangga di Kepala

Selasa, 23 April 2024 | 19:30 WIB
X