Nama artis Nirina Zubir belakangan ini tengah menjadi perbincangan karena kasus perampasan aset Rp17 miliar yang dilakukan oleh ART-nya sendiri. ART tersebut adalah orang kepercayaan ibu Nirina sejak tahun 2009.
Bertahun-tahun bekerja dengan keluarga Nirina, ART yang diketahui bernama Riri Khasmita itu malah berkhianat. Ia merampas enam aset milik keluarga Nirina yang nilainya mencapai Rp17 miliar.
Sosok Riri pun membuat publik penasaran. Tak sedikit pula yang bertanya-tanya bagaimana bisa Riri sebegitu dipercayanya untuk mengurus aset ibu Nirina.
Riri dipungut ibu Nirina dan diberi pekerjaan yang layak
Nirina dalam konferensi pers di Mapolda Metro Jaya mengatakan bahwa Riri telah diselamatkan oleh ibunya dari keluarga tirinya yang tidak meneima dirinya. Riri kemudian diberikan pekerjaan yang layak.
Baca juga: Polisi Bongkar Cara ART Rampas Aset Nirina Zubir, Diawali dengan Dalih Sertifikat Hilang
"Saya harus menata emosi saya karena ini pertemuan saya setelah orang-orang dibelakang saya menjadi tersangka dan ditahan, khususnya kepada saudara Riri yang ibu saya selamatkan dari keluarga tirinya yang tidak menerima dirinya," kata Nirina, Kamis (18/11/2021).
Orang kepercayaan ibu Nirina
Karena sudah bekerja cukup lama dengan keluarga Nirina, Riri sering diminta tolong ibu Nirina untuk membayar Pajak Bumi Bangunan (PBB) miliknya.
Dari sinilah niat jahat para tersangka muncul. Berawal dipercaya untuk mengurus pembayaran PBB hingga akhirnya dipercaya ibu Nirina untuk memegang sertifikat tanah.
Diungkapkan oleh Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Pol Tubagus Ade Hidayat, Riri lebih leluasa mengubah nama enam sertifikat aset keluarga Nirina sejak ibu Nirina meninggal pada 2019 lalu.
Pernah gunakan uang ibu Nirina Zubir untuk berbagai macam bisnis
Nirina mengungkapkan bahwa riri cukup serin meminjam uang ke ibu Nirina namun tak pernah dikembalikan hingga meninggal dunia. Sang ART meminjam uang untuk bisnis angkot hingga arisan.
"Sebelumnya saya tahu juga dia menggunakan uang ibu saya untuk bisnis angkot, arisan dan ini itu. Jadi, itu tuh berkembang terus, dari yang tadinya Rp5 juta lalu menjadi Rp10 juta, Rp15 juta, Rp25 juta hingga akhirnya tanah yang menjadi incaran," kata Nirina.
