Setelah 23 Tahun, Pemuda yang Menembak Ibu dan Teman Sekolahnya, Akhirnya Buka Suara

- Selasa, 15 Juni 2021 | 15:08 WIB
Kip Kinkel pada tahun 1998 (kiri), Kinkel saat ini (kanan). (SPRINGFIELD POLICE/OSCI)
Kip Kinkel pada tahun 1998 (kiri), Kinkel saat ini (kanan). (SPRINGFIELD POLICE/OSCI)

Seorang pria yang membunuh orang tuanya, membunuh dua teman sekelasnya dan melukai 25 lainnya dalam penembakan di sekolah pada tahun 1998 telah memberikan wawancara pertamanya.

Pria bernama Kip Kinkel, sekarang berusia 38 tahun itu mengatakan dia merasa sangat malu dan bersalah yang luar biasa atas peristiwa mengerikan yang terjadi 23 tahun lalu di Thurston High School di Springfield, Oregon, di mana saat itu dia masih beria 15 tahun.

Saat menjalani hukuman 111 tahun di Lembaga Pemasyarakatan Negara Bagian Oregon, Kinkel berbicara dengan HuffPost selama 20 jam selama 10 bulan.

Kinkel yang menderita kasus skizofrenia paranoid yang tidak terdiagnosis ketika dia melakukan kejahatan mengatakan dia merasa bersalah baik atas kejahatan dan efek tindakannya.

Kinkel tetap diam sampai sekarang karena dia tidak ingin 'lebih membuat trauma' mereka yang terkena dampak kejahatannya, tetapi dia merasa diamnya menghalangi pelaku muda untuk melakukan hal serupa.

"Saya bertanggung jawab atas kerusakan yang saya sebabkan ketika saya berusia 15 tahun. Tetapi saya juga bertanggung jawab atas kerusakan yang saya sebabkan sekarang karena saya berusia 38 tahun," katanya.

Kinkel mengatakan dia telah mendengar suara-suara sejak dia berusia 12 tahun dan menjadi terobsesi dengan senjata seperti pisau, senjata api dan bahan peledak.

Dia mengatakan kepada publikasi bahwa ketika dia melakukan kejahatan, dia mengira China akan menyerang AS.

Peristiwa itu terungkap ketika Kinkel ditangkap dengan pistol yang dibelinya dari siswa lain di sekolah menengah pada Mei 1998.

Dengan perasaan malu dan ancaman dikeluarkan dan didakwa melakukan kejahatan yang menggantung di atas kepalanya, Kinkel mengatakan suara-suara di kepalanya meyakinkannya bahwa dia harus membunuh orang tuanya dan semua orang di sekolah.

Keesokan harinya, dia menembak orang tuanya sampai mati.

Sehari setelah itu, dia pergi ke sekolah dan membunuh Ben Walker (16) dan Mikael Nickolauson (17) dan melukai 25 lainnya sebelum dia dikalahkan oleh siswa lain.

Tidak mau menerima diagnosis skizofrenia paranoid dan mengaku tidak bersalah karena kegilaan, dia mengaku bersalah untuk menyelesaikan kasus dengan cepat.

"Saya merasa sangat malu dan bersalah atas apa yang saya lakukan. Saya benci kekerasan yang saya lakukan," katanya.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

Berawal Saling Tatap, ODGJ Bacok Tetangga di Kepala

Selasa, 23 April 2024 | 19:30 WIB
X