Brand Fesyen Uniqlo, Skechers & Zara Diselidiki, DidugaTerlibat Kejahatan Terhadap Manusia

- Jumat, 2 Juli 2021 | 11:37 WIB
Brand fesyen Zara. (PA)
Brand fesyen Zara. (PA)

Brand fesyen utama sedang diselidiki setelah klaim bahwa perusahaan tersebut tanpa disadari mendapatkan keuntungan dari kerja paksa di kamp penjara China.

Dikutip dari The Sun, hakim di kantor kejaksaan anti-teror nasional di Paris sedang menyelidiki klaim bahwa perusahaan multinasional, termasuk Uniqlo, Zara terlibat dalam kejahatan terhadap kemanusiaan, kata sumber peradilan.

Penyelidikan dilakukan setelah Sun Online melaporkan rezim komunis terlibat dalam kemarahan kerja paksa terbesar di dunia sejak Nazi.

Para pegiat mengatakan kapas di ujung rantai pasokan pengecer besar berasal dari daerah-daerah di mana muslim Uighur di tahan di kamp-kamp konsentrasi dan dipaksa menjadi pekerja kasar.

Mereka menyerukan kepada perusahaan fesyen untuk lebih waspada agar tidak membeli kain yang dibuat di Xinjiang, China.

-
Uniqlo. (linkedin)

Kasus di Prancis didasarkan pada pengaduan yang diajukan pada bulan April oleh kelompok anti-korupsi Sherpa, cabang Kampanye pakaian bersih Prancis dan Institut Uyghur Eropa, serta seorang wanita Uyghur yang telah ditahan disebuah kamp.

Mereka menuduh Inditex, pemilik Spanyol Zara dan merek top lainnya, seperti Uniqlo milik Jepang, grup mode Prancis SMCP, dan produsen alas kaki Skechers menggunakan kapas yang diproduksi di wilayah Xinjiang.

Kelompok-kelompok hak asasi manusia percaya bahwa setidaknya satu juta orang Uyghur dan sebagian besar minoritas Muslim lainnya dipenjara di kamp-kamp di wilayah Xinjiang.

AS telah mengumumkan larangan impor pada beberapa perusahaan yang beroperasi di Xinjiang, termasuk pembuat panel surya Hoshine Silicon Industry.

Beberapa merek fesyen termasuk Uniqlo, H&M, Nike atau Adidas telah mengumumkan bahwa mereka akan berhenti membeli kapas dari wilayah Xinjiang.

Dikutip dari The Sun, Chloe Cranston, dari kelompok kampanye Anti-Slavery International, mengatakan bahwa muslim Uyghur yang dianiaya di China dipaksa bekerja untuk memasok perusahaan mode terbesar di dunia.

Sejumlah besar dari kelompok minoritas ini, yang berasal dari Daerah Otonomi Uyghur Xinjiang (XUAR) di barat laut negara itu, diduga telah dikurung dan disewa oleh pejabat partai komunis untuk bos pabrik yang rakus.

Seorang juru bicara Inditex, perusahaan induk Zara, mengatakan telah mengetahui, melalui media, pembukaan penyelidikan menyusul pengaduan yang diajukan oleh beberapa organisasi.

"Kami sangat membantah klaim dalam keluhan ini," katanya, dikutip dari The Sun.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X