Pimpinan DPR Diminta Bentuk Pansus Penyelamatan Garuda

- Rabu, 10 November 2021 | 11:18 WIB
Ilustrasi pesawat Garuda Indonesia. (Instagram/@garuda.indonesia)
Ilustrasi pesawat Garuda Indonesia. (Instagram/@garuda.indonesia)

Anggota Komisi XI DPR RI, Fauzi H Amro mengusulkan pembentukan panitia khusus (pansus) yang akan mengurusi masalah maskapai Garuda Indonesia.

Ia menyampaikan seperti sudah santer diketahui publik, opsi pailit ditawarkan Kementerian BUMN selaku pemegang saham mayoritas Garuda Indonesia. Berdasarkan catatan pemegang saham, langkah ditempuh bila upaya restrukturisasi utang Garuda sebesar Rp70 triliun lebih terhadap kreditur dan lessor menemui jalan buntu.

Selain itu, Kementerian BUMN juga menawarkan bahkan sedang menyiapkan PT Pelita Air Service (PAS) untuk menggantikan rute penerbangan domestik PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA).

"Menurut saya, semua pemangku kepentingan perlu duduk bareng untuk membicarakan masalah Garuda ini dari hulu ke hilir. Kita perlu mengurai secara utuh, karenanya saya mengusulkan perlunya dibentuk Pansus Garuda, termasuk mendiskusikan dan mengevaluasi opsi yang ditawarkan Kementerian  BUMN atau mungkin ada opsi lain yang lebih bagus untuk menyelamatkan Garuda,” ujar Fauzi kepada wartawan, Rabu (10/11/2021).

Menurut Fauzi, keberadaan maskapai Garuda Indonesia sangat dibutuhkan oleh masyarakat untuk melayani penerbangan lintas pulau Nusantara bahkan mancanegara. Maka dari itu menurut dia pemerintah harus berupaya dengan berbagai cara untuk menyelamatkan Garuda, jangan sampai bernasib sama dengan Merpati.

“Salah satu masalah yang kita hadapi sebagai negara kepulauan adalah layanan transportasi. Dan jauh hari mantan Presiden Habibie (almarhum) sudah mengingatkan pentingnya negara kepulauan ini,” urainya.

“Membangun dan mengembankan maskapai penerbangan yang bagus, sebagai salah satu upaya untuk mengatasi masalah transportasi lintas pulau Nusantara dan juga untuk penerbangan mancanegara seperti angkutan jamaah haji dan umroh,” tambahnya.

Opsi mengganti Garuda Indonesia dengan Pelita Air menurut Fauzi,  juga kurang tepat. Karena secara brand Garuda, lebih bagus dari pada Pelita, layanan Garuda selama ini juga lumayan bagus, terbukti Garuda sudah banyak meraih penghargaan dari banyak lembaga internasional. Itu perlu kerja keras dan waktu yang panjang untuk meraihnya.

Sementara histori Pelita Air, maskapai tersebut pernah gagal dalam layanan penumpang umum, dan saat ini hanya mampu bertahan dlm penyedian pesawat yg dicarter. 

“Masih mending Citilink, layanannya oke dan masih satu group dengan Garuda Indonesia. Selain itu layanan Citilink selama ini sangat bagus dengan harga tiketnya yang lumayan terjangkau,” tutur dia.

Dilanjutkan Fauzi, Bila masalah Garuda lebih banyak karena masalah manajemennya yang mesti dibenahi, dan jika benar ada tindak korupsi di manejemen Garuda sebaiknya aparat terkait seperti KPK, Kepolisian, Kejaksaan termasuk BPK segera melakukan penindakan.

Tindakan itu berupa melakukan audit secara menyeluruh guna mengetahui semua kemungkinan praktik korupsi yang diduga dilakukan oleh para direksi Garuda sebelumnya maupun yang sedang menjabat saat ini.

BACA JUGA: Presiden Jokowi Pimpin Upacara Peringatan Hari Pahlawan di TMP Kalibata

Fauzi mengusulkan kepada Menteri BUMN Erick Thohir untuk memecat semua direksi dan komisaris Garuda Indonesia. Menurutnya, krisis yang dialami Garuda ini disebabkan oleh moral hazard yang dilakukan manajemen Garuda selama bertahun-tahun. Seperti penggelembungan jumlah pesawat secara total terdapat 142 unit pesawat yang kebutuhan riilnya hanya mencapai 41 unit. Kemudian penggelembungan harga sewa dari US$ 750.000 menjadi US$ 1,4 juta per bulan.

Halaman:

Editor: Fahmy Fotaleno

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kebakaran Toko di Mampang Semalam, 7 Orang Tewas

Jumat, 19 April 2024 | 14:25 WIB
X