Fenomena Puncak Gunung Rinjani yang 'Bertopi', Bukan Petanda Gempa

- Kamis, 18 Juli 2019 | 11:50 WIB
Screesnhot
Screesnhot

Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Mataram, Agus Rianto menuturkan bahwa fenomena puncak Gunung Rinjani yang tertutup awan melingkar seperti "bertopi" tidak berkaitan dengan petanda gempa yang terjadi akhir-akhir ini di Nusa Tenggara Barat (NTB).

Menurutnya, itu hanyalah fenomena alam dari awan Lenticular. Fenomena alam Lenticular sendiri tidak berkaitan dengan terjadinya gempa bumi. Masyarakat yang mengaitkan fenomena tersebut dengan akan terjadinya gempa adalah sebuah kesalahpahaman.

"Tidak ada kaitannya, itu hanya rumor, awan caping itu berbahaya bagi penerbangan, bukan tanda tanda terjadinya gempa," tegas Agus.

Sementara itu, seorang warga dari Sembalun bernama Rosyidin mengatakan bahwa fenomena Gunung Rinjani bertopi itu sudah sering terjadi. Namun, awan yang melingkar di atas puncak Rinjani itu tidak sebundar dan sebesar seperti yang terjadi pada saat ini.

"Masyarakat sudah biasa melihat ada lingkaran awan di atas puncak Rinjani. Tapi memang yang sekarang tidak sebundar dan sebesar yang sekarang," ujar Rosyidin.

Fenomenan Gunung Rinjani bertopi ini sendiri mulai muncul sekitar pukul 07.00 Wita atau saat Matahari terbit dan berakhir pada pukul 09.30 Wita.

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Echa Wijaya (@cha_echa205) on

 

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

X