Kesal Harga Gas Mahal, Jokowi Hampir 'Kebablasan'

- Senin, 6 Januari 2020 | 17:51 WIB
Presiden Jokowi memimpin rapat kabinet terbatas soal masalah gas industri, di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (6/1). (Antara/Wahyu Putro A).
Presiden Jokowi memimpin rapat kabinet terbatas soal masalah gas industri, di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (6/1). (Antara/Wahyu Putro A).

Presiden Joko Widodo mengutarakan kekesalannya karena harga gas industri masih mahal ketika memimpin rapat terbatas di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (6/1). Jokowi pun mengaku hampir kebablasan berkata kasar karena fenomena tersebut. 

Saat ini ada enam sektor industri yang menggunakan 80 persen volume gas Indonesia, antara lain kimia, makanan, baja, keramik, pupuk, dan gelas. Porsi gas yang besar pada struktur biaya produksi bakal berpengaruh ke harga jual produk. 

Jokowi pun memerintahkan jajarannya mengambil strategi jitu untuk menekan harga gas industri. Presiden tidak ingin mafia gas terus bermain dalam polemik ini. 

"Kalau tidak segera diputuskan, ya akan gini terus. Pilihannya hanya dua, melindungi industri atau pemain gas. Saya tadi mau ngomong yang kasar, tetapi enggak jadi," kata Jokowi. 

Jokowi menganggap harga gas yang terjangkau bisa menjadi modal pembangunan. Industri nasional pun bakal menguat dan bisa bersaing dengan produk luar. 

"Oleh karena itu saya minta soal harga gas betul-betul dihitung, dikalkulasi agar lebih kompetitif," ujar Jokowi. 

Berdasarkan data November 2019, harga gas industri Malaysia mencapai US$4,5-6 di hulu. Adapun Indonesia sebesar US$6-8 per MMBTU. Lalu harga di pengguna, Malaysia US$7,5-8,21, Indonesia US$8-10 per MMBTU.

Artikel Menarik Lainnya

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kebakaran Toko di Mampang Semalam, 7 Orang Tewas

Jumat, 19 April 2024 | 14:25 WIB
X