Di era modern ini, kita tak bisa lepas dari yang namanya merek. Perusahaan-perusahaan raksasa dunia dari berbagai macam industri telah menguasai hidup banyak orang.
Mulai dari teknologi, perbankan, kebutuhan sehari-hari, hingga industri hiburan. Banyak aspek hidup kita bergantung pada merek-merek ini.
Menurut David Roth, perubahan lanskap konsumen saat ini berdampak kepada pertumbuhan ekonomi yang terdapat di wilayah Asia Tenggara.
Apalagi, pemain bisnis nasional telah memahami pentignya meningkatkan nilai merek. Sehingga, tantangan bagi merek lokal memiliki aspirasi global untuk memperkuat profil "Merek Indonesia" yang berkualitas.
Berdasarkan hasil peringkat 50 merek paling berharga Brandz, 10 besarnya diduduki oleh BCA, disusul merek BRI, Telkomsel, A Mild, Mandiri, Gojek, Dji Sam Soe, Surya, Gudang Garam, dan Tokopedia.
Keberhasilan BCA itu tak terlepas dari inovasi yang dilakukan perseroan, terutama pada layanan mobile banking, seperti penarikan uang tunai tanpa kartu, pembukaan akun melalui mobile banking, dan pengalihan akun dengan QR Code atau dompet digital.
Group Director Kantar Insight Indonesia Muhammad Ilham mengatakan, BCA menyabet peringkat pertama sejak 2015 dan bertahan hingga sekarang.
"BCA berhasil menggaet 20 juta pelanggan (nasabah) dan meningkatkan kepercayaan mereka," katanya.
Berikut ini 10 merek terbesar di Indonesia yang merajai Brandz Top Most Valuable Indonesian 2019:
- Bank BCA, nilai merek: US$13,050 (Rp182,7 triliun)
- Bank BRI, nilai merek: US$10,988 (Rp153,8 triliun)
- Telkomsel, nilai merek: US$7,322 (Rp102,5 triliun)
- A Mild, nilai merek: US$7,023 (Rp98,322 triliun)
- Bank Mandiri, nilai merek: US$6,203 (Rp86,842 triliun)
- Gojek, nilai merek: US$4,487 (Rp62,818 triliun)
- Dji Sam Soe, nilai merek: US$3,123 (Rp43,722 triliun)
- Surya, nilai merek: US$2,522 (Rp35,308 triliun)
- Gudang Garam, nilai merek: US$2,442 (Rp34,188 triliun)
- Tokopedia, nilai merek: US$2,231 (Rp31,234 triliun)
