Ratusan orang didominasi anak muda dan milenial berbaris antre masuk di ajang Tech In Asia, yang merupakan konferensi regional yang digelar platform komunitas teknologi Tech In Asia di JCC, Jakarta, Selasa (8/10).
Ajang ini, pamerkan 300-an startup Indonesia dan regional Asia, pada publik serta para investor terkait keunggulan dan rencana pengembangan usaha para startup tersebut.
Ceo Tech In Asia Indonesia Putra Setia Utama mengatakan, konferensi regional ini, diharapkan dihadiri 6000 pengunjung. Selain itu, konferensi regional ini, semakin mengukuhkan pasar Indonesia yang terus berkembang.
"Region market punya karater yang berbeda. Konferensi regional market, membuat jadi market Asean, market Asia. Orang Indonesia membuat startup, marketnya bisa Thailand, Singapura dan yang Thailand juga bisa menggarap market Indonesia," katanya.
Ia mengatakan, ajang ini diharapkan semakin mengenalkan startup yang telah siap pada para investor dan publik. Selain itu, ajang ini, kini tidak didominasi startup e-commerce namun sudah bervariasi.
Putra menegaskan, saat 2017 lalu diperkirakan ada deal bisnis US$11 juta. Serta banyak startup yang merasa bahagia dan mengucapkan terima kasih karena ikut pameran ini.
"Tahun ini, kami tidak menargetkan, itu adalah hal yang kedua," katanya.
Indonesia diklaim menjadi pusat pertumbuhan startup. Paling tidak pertumbuhanya bisa mencapai 30 persen di 2019. Hal ini, tidak terlepas dari startup Indonesia yang bisa menembus pasar regional.
Berdasarkan laporan terbaru e-Conomy SEA 2019 yang disusun oleh Google, Temasek dan Bain & Company, Indonesia memimpin pasar ekonomi internet di Asia Tenggara (ASEAN) dengan raihan jumlah transaksi diprediksi mencapai US$40 miliar di 2019, atau tumbuh lebih dari lima kali lipat dari US$8 miliar di 2015, dengan tingkat pertumbuhan rata-rata 49 persen.
