Lebih dari 100 wanita di wilayah Afghanistan bagian utara dijual oleh seorang lelaki. Kasus penjualan wanita tersebut berawalan dari iming-iming akan dinikahkan dengan pria kaya raya.
Dikutip dari AFN, Jumat (26/11), Polisi Provinsi Taliban telah menangkap pria tersebut di Provinsi Jawzjan pada 15 November 2021.
"Kami masih dalam tahap penyelidikan, Kami berharap bisa mengetahui lebih banyak tentang kasus ini nanti," ujar kepala polisi Provinsi Taliban, Damullah Saraj.
Sementara itu, Kepala Kepolisian distrik Jawsjan, Mohammad Sardan Mubarriz mengungkapkan kasus mula penjualan para wanita.
Si pria mengaku berjanji kepada keluarga dari para wanita kalau mereka akan dipertemukan dengan seorang lelaki kaya yang akan menikahi mereka.
Kemudian, si pria membawa para wanita ke provinsi yang berbeda-beda, lalu dijual sebagai budak demi mendapatkan uang.
Kasus penjualan wanita itu tentu membuat situasi di Afghanistan semakin mengerikan. Saat ini, di Afghanistan terjadi berbagai permasalahan seperti perang, diskriminasi, kejahatan, praktik ilegal, korupsi hingga perdagangan manusia.
Tak sampai di situ, kemiskinan kini turut menjadi permasalahan baru. Di sana, orang-orang miskin diperlakukan tidak manusiawi seperti dijual misalnya.
Hal itu pun mengingatkan akan Afghanistan di masa lalu, di mana wilayah tersebut menjadi pusat perdagangan manusia. Itu karena sistem keamanan perbatasannya yang kurang, menyebabkan terbukanya pintu perdagangan manusia.
