Jalan Layang Non Tol (JLNT) Kampung Melayu-Tanah Abang untuk sementara diizinkan dilintasi oleh pesepeda road bike. Namun, pesepeda non-road bike akan langsung dicegah oleh petugas.
Tak ayal, hal ini membuat pesepeda non-road bike merasa didiskriminasi dan merasa fasilitas dibeda-bedakan berdasarkan jenis sepeda.
Begitu pula dengan pengendara sepeda motor masih tak boleh melintasi JLNT. Yang boleh melintasinya hanyalah sepeda road bike dan mobil.
Kadishub DKI Jakarta Syafrin Liputo beralasan pelarangan itu karena sepeda biasa memiliki kecepatan berbeda dengan road bike.
"Jadi kenapa di jalur ini untuk road bike, kita pahami bahwa di tengah-tengah animo masyarakat dalam bersepeda ada pemisahan kecepatan. Jadi kecepatan road bike rata-rata 40 km/jam, sementara untuk non-road bike itu 20-25 km/jam," kata Syafrin, Minggu (6/6/2021).
Syafrin berdalih pemisahan jalur ini untuk menjamin keselamatan pesepeda non-road bike dan pemotor.
"Sesuai amanat UU harus dipisah lintasan agar aspek keselamatan keamanan dan kenyamanan bisa terpenuhi pada saat mereka beraktivitas," jelasnya.
JLNT Kampung Melayu-Tanah Abang diizinkan digunakan oleh pesepeda road bike karena sudah saling terintegrasi dengan Jalan Sudirman-Thamrin.
Pengguna road bike di JLNT bisa langsung diarahkan ke Jalan Sudirman untuk bergabung ke jalur sepeda yang di sana dan begitu juga sebaliknya.
Untuk pesepeda non-road bike boleh melintas di Jalan Sudirman-Thamrin karena sudah tersedia jalur sepeda permanen yang dibatasi planter box beton. Ada juga tambahan lajur sepeda sementara atau pop up.
"Itu bisa dioptimalkan oleh rekan-rekan penggiat non-road bike," ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, Pemprov DKI Jakarta melakukan uji coba jalur road bike di JLNT Kampung Melayu-Tanah Abang setiap Sabtu-Minggu pukul 05.00-08.00 WIB.
Kemudian pesepeda road bike bisa melintas di Jalan Sudirman-Thamrin setiap hari Senin-Jumat pukul 05.00-06.30 WIB. Lewat dari waktu yang ditentukan, pesepeda road bike harus kembali melintas di jalur sepeda biasa.
