Jawab Seruan Korsel untuk Akhiri Perang Korea, Korut: Terlalu Dini

- Sabtu, 25 September 2021 | 22:15 WIB
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menyapa anggota militer pada peringatan 73 tahun berdirinya negara itu, di Pyongyang. (photo/KCNA via REUTERS)
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menyapa anggota militer pada peringatan 73 tahun berdirinya negara itu, di Pyongyang. (photo/KCNA via REUTERS)

Wakil Menteri Luar Negeri Korea Utara (Korut) Ri Thae Song, menyebutkan jika Seruan Korea Selatan (Korsel) untuk mendeklarasikan berakhirnya secara resmi Perang Korea masih terlalu dini.

Dikutip dari KCNA, Jumat (24/9) waktu setempat, menurut Ri Thae Song, seruan berakhirnya Perang Korea terlalu dini karena tidak ada jaminan bahwa hal itu akan mengarah pada penarikan "kebijakan bermusuhan Amerika Serikat" terhadap Pyongyang.

Presiden Korea Selatan Moon Jae-in pada Selasa (21/9) mengulangi seruan untuk mengakhiri Perang Korea secara resmi dalam pidatonya di Majelis Umum PBB.

Moon juga mengusulkan agar kedua Korea dengan Amerika Serikat, atau dengan Amerika Serikat dan China, membuat semacam deklarasi untuk pengakhiran perang itu.

Kedua Korea secara teknis masih berperang setelah konflik 1950-1953 saat itu berakhir dengan gencatan senjata antara kedua pihak, dan bukan perjanjian damai.

"Tidak ada yang akan berubah selama keadaan politik di sekitar DPRK (Korea Utara) tetap tidak berubah dan kebijakan permusuhan AS tidak diubah, meskipun penghentian perang dinyatakan ratusan kali," kata Ri kepada KCNA. Dia menggunakan nama resmi Korea Utara, yakni Republik Rakyat Demokratik Korea (DPRK).

Baca juga: Menhub Budi Karya Apresiasi Para Sopir Bus yang Ikut Sukseskan PON Papua

"Penarikan AS dari standar ganda dan kebijakan bermusuhan adalah prioritas utama dalam menstabilkan situasi dan memastikan perdamaian di Semenanjung Korea," ujarnya.

Pada Jumat, Presiden Moon mengatakan dia yakin bahwa Pyongyang akan menyadari kepentingannya untuk berdialog dengan Washington, tetapi ia tidak yakin saat itu akan muncul selama masa jabatannya, yang akan berakhir pada 2022.

Moon berbicara kepada wartawan di atas jet kepresidenan Korea Selatan saat ia terbang kembali ke Seoul dari Amerika Serikat setelah berpidato di Sidang Umum PBB.

"Tampaknya Korea Utara masih mempertimbangkan pilihan sambil tetap membuka pintu untuk pembicaraan karena Korut hanya meningkatkan ketegangan pada tingkat rendah, dan itu cukup bagi AS untuk tidak memutuskan semua kontak," kata Moon.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

Berawal Saling Tatap, ODGJ Bacok Tetangga di Kepala

Selasa, 23 April 2024 | 19:30 WIB
X