Cegah Varian Mu Masuk, Pemerintah Diminta Jangan Ragu Tutup Akses Bagi WNA

- Selasa, 14 September 2021 | 10:23 WIB
Calon penumpang menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) saat akan melakukan penerbangan ke luar negeri melalui Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten. (INDOZONE)
Calon penumpang menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) saat akan melakukan penerbangan ke luar negeri melalui Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten. (INDOZONE)

Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani Aher meminta pemerintah untuk tidak ragu memperketat akses masuk bagi Warga Negara Asing (WNA) untuk masuk ke dalam negeri. Hal ini sebagai upaya untuk mencegah masuknya Varian Of Interest (VOI) seperti MU dkk.

“Jika diperlukan, pemerintah jangan ragu menutup akses masuk sementara. Keselamatan rakyat yang terancam karena masuknya varian baru harus diutamakan dari kepentingan apapun,"  ujar Netty, Selasa (14/9/2021).

Menurut Centers for Control Disease and Prevention (CDC), varian virus yang masuk kategori ini menyebabkan peningkatan klaster kasus COVID-19. Saat ini varian MU sendiri sudah ditemukan di 46 negara termasuk di negara Asia seperti Korea Selatan, Jepang dan Hongkong.

Politisi PKS ini berkata adanya varian MU dkk ini masih dalam pantauan, dan diduga akan menimbulkan reaksi yang lebih parah pada pasien yang terinfeksi ketimbang virus Corona lainnya.

“Saat ini varian MU memang belum terdeteksi di Indonesia,  tapi tidak ada jaminan keadaan akan terus aman. Apalagi varian ini dapat  menyebabkan reaksi yang lebih parah. Pemerintah harus lebih ketat dalam skrining, karantina dan monitoring terhadap WNA maupun WNI dari luar negeri. Jangan sampai terjadi  imported case sebagaimana pada kasus varian delta,  yang memicu lonjakan kasus," imbaunya.

BACA JUGA: Waspada Lonjakan Kasus Corona, DPRD DKI: Covid-19 Ini Kayak Tsunami

Selain itu, Netty menekankan kepada pemerintah agar dapat meningkatkan pemeriksaan whole genome sequencing, yaitu pemeriksaan sampel  virus  guna  mengetahui kode genetik varian dan  mutasinya.

"Saat ini genome sequencing kita baru di angka 5.000 sampai 6.000. Sementara negara-negara lain, genome sequencing-nya sudah ada di angka  puluhan dan bahkan ratusan ribu pemeriksaan. Pemerintah harus segera meningkatkan pemeriksaan ini  agar dapat  memantau perkembangan  varian yang ada," imbaunya.

Selain itu, dia mengusulkan agar pemerintah membuka opsi vaksin booster kepada kelompok masyarakat rentan, terutama lansia yang memiliki penyakit penyerta. Menurut Netty opsi ini lebih cocok dipilih daripada membuka opsi vaksin  booster berbayar sebagaimana pernyataan pemerintah beberapa waktu sebelumnya.

“Ini penting, mengingat ada dugaan  varian MU ini mampu menurunkan efikasi vaksin. Kelompok rentan seperti lansia berpotensi  terpapar kembali. Oleh karena itu perlu  diberikan vaksin booster  seperti yang diterima oleh nakes.” tutupnya.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Edi Hidayat

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kebakaran Toko di Mampang Semalam, 7 Orang Tewas

Jumat, 19 April 2024 | 14:25 WIB
X