Terima Suap Rp25 M, Edhy Prabowo Tanpa Malu Minta Dibebaskan: Saya Punya Istri Solehah

- Sabtu, 10 Juli 2021 | 11:40 WIB
Edhy Prabowo dan istrinya, Iis Rosita Dewi. (instagram)
Edhy Prabowo dan istrinya, Iis Rosita Dewi. (instagram)

Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo tanpa malu-malu meminta agar dirinya dibebaskan kepada Majelis Hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta, Jumat (9/7/2021).

Ia menyampaikan itu dalam sidang pembacaan nota pleidoi dari gedung KPK yang tersambung secara daring dalam sidang di Pengadilan Tipikor.

Dalam perkara ini Edhy dituntut 5 tahun penjara dan denda Rp400 juta subsider 6 bulan kurungan, ditambah dengan kewajiban membayar uang pengganti senilai Rp9.687.447.219 dan 77 ribu dolar AS subsider 2 tahun penjara.

Edhy dinilai oleh jaksa terbukti menerima 77 ribu dolar AS dan Rp24.625.587.250 sehingga totalnya mencapai sekitar Rp25,75 miliar dari para pengusaha pengekspor benih benur lobster (BBL) terkait pemberian izin budi daya dan ekspor.

"Saya memohon kepada Yang Mulia Majelis Hakim yang mengadili perkara ini agar berkenan membebaskan saya, terdakwa Edhy Prabowo, dari semua dakwaan dan tuntutan penuntut umum," kata Edhy, dikutip dari Antara.

Edhy menyampaikan alasan kenapa ia ingin agar dibebaskan. Salah satunya karena ia punya seorang istri yang solehah, yakni Iis Rosita Dewi, dan tiga anak.

"Saya sampaikan bahwa pada saat ini saya sudah berusia 49 tahun, usia dimana manusia sudah banyak berkurang kekuatannya untuk menanggung beban yang sangat berat. Ditambah lagi saat ini saya masih memiliki seorang istri yang sholeha dan 3 orang anak yang masih membutuhkan kasih sayang seorang ayah," kata Edhy.

-
Edhy Prabowo melambaikan tangan saat menunggu sidang pembacaan tuntutan di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Selasa (29/6/2021). ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan.

Menurut Edhy, tuntutan jaksa didasarkan atas dakwaan yang sama sekali tidak benar dan fakta-fakta yang lemah.

"Pasca rekonsiliasi Pemilu 2019, saya diminta Presiden agar membenahi sektor kelautan dan perikanan. Tugas prioritasnya adalah, memperbaiki kembali komunikasi dengan 'stakeholder' perikanan, baik itu nelayan hingga pelaku usaha, serta yang kedua mengembangkan potensi perikanan budidaya," kata Edhy.

'Kambinghitamkan Presiden'

Edhy berdalih bahwa Presiden Jokowi menegaskan agar pemerintah harus hadir di tengah nelayan dan memikirkan segala hajat hidupnya.

"Presiden berpesan, perlu lompatan-lompatan besar dalam menata ekosistem industri perikanan dan kelautan kita, mulai dari hulu sampai ke hilir. Kebijakan kelautan harus betul-betul bisa mengantisipasi dan mengadaptasi perkembangan teknologi baru sehingga bisa membuat industri perikanan kita makin produktif dan juga bangkit," kilah Edhy.

Edhy pun mengaku sejak dilantik sebagai menteri pada 23 Oktober 2019, ia konsisten menjalankan berbagai strategi dan gebrakan guna mendorong kemajuan sektor Kelautan dan Perikanan Indonesia.

"Amanah besar yang dititipkan Presiden kepada saya untuk memperbaiki komunikasi dengan nelayan dan meningkatkan sektor perikanan budidaya. Saya mencatat setiap keluhan dan masukan nelayan, diawali dari yang terdekat di wilayah Jakarta hingga Timur Indonesia tak luput dari perhatian saya," kata Edhy.

Terkait soal pesan melalui 'WhatsApp' kepada anak buahnya di KKP yang pernah diungkap di persidangan, Edhy menyebut hal itu tidak semata-mata persoalan benih bening lobster tetapi juga mencakup semua hal.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X