Negara Pakistan sedang dilanda banjir bandang sejak 28 Agustus lalu. Menurut penuturan Perdana Menteri Shehbaz Sharif, banjir itu pun membuat bagian selatan Pakiskan seperti lautan.
Sementara itu, para pekerja atau relawan yang membantu saat ini sedang berjuang mencari tanah kering sebagai tempat alternatif untuk memasang tenda bagi masyarakat yang menjadi korban banjir tersebut.
"Kalian tidak akan percaya skala kehancuran di sana, ada air di mana-mana sejauh yang kalian lihat. Ini seperti laut." ungkap Perdana Menteri Shehbaz Sharif, seperti Indozone lansir dari euronews pada Rabu (7/9/2022).
Baca Juga: Dugaan Penyebab Banjir Bandang Korea Selatan, Katanya Akibat Ulah dari Korea Utara
Di cuaca yang ekstrim ini telah menewaskan lebih dari 1.300 orang dan mempengaruhi lebih dari 33 juta orang. Kemudian lebih dari 100.000 orang kehilangan tempat tinggalnya serta kerugian yang ditimbulkan diperkirakan hingga 10 miliar USD (Rp148 triliun).
Seorang aktivis bernama Greta Thunberg asal Swedia, mengatakan situasi di Pakistan sebagai contoh yang sangat jelas dari daruratnya eksistensial perubahan iklim.
Kemudian dilanjut bahwa politisi di negara asalnya memperlakukan iklim sebagai masalah yang tidak terlalu penting, dan hanya akan dibahas ketika mereka memiliki waktu luang.
Penulis: Annita Rahmawati Dewi
