Ahli Kriminologi Sebut Perbuatan Sambo Cs Adalah Pembunuhan Berencana Terhadap Brigadir J

- Senin, 19 Desember 2022 | 15:54 WIB
Terdakwa kasus pembunuhan berencana Brigadir Yosua Hutabarat, Ferdy Sambo tiba untuk menjalani sidang lanjutan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jakarta, Senin (19/12/2022). (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)
Terdakwa kasus pembunuhan berencana Brigadir Yosua Hutabarat, Ferdy Sambo tiba untuk menjalani sidang lanjutan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jakarta, Senin (19/12/2022). (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)

Ahli kriminologi dari Universitas Indonesia (UI) Muhammad Mustofa dihadirkan jaksa penuntut umum (JPU) sebagai ahli di persidangan kasus pembunuhan berencana terhadap Novriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J.

Dalam keterangannya, Mustofa menyampaikan bahwa tewasnya Brigadir J merupakan kasus pembunuhan berencana. Dia mengungkapkan pernyataannya itu setelah membaca sejumlah berita acara pemeriksaan (BAP) yang diberikan penyidik.

Awalnya, jaksa membacakan kronologi singkat soal penembakan Yosua. Jaksa menyebut, Ferdy Sambo sempat memanggil Ricky Rizal untuk menembak Yosua tetapi ditolak. Lalu, Ferdy Sambo menyuruh Richard Eliezer alias Bharada E. Richard lantas menyatakan kesiapannya mengeksekusi Brigadir J.

Baca Juga: Ferdy Sambo Bantah Kesaksian Richard Eliezer Soal 'Hajar Cat' Sebagai Perintah Tembak

"Kemudian untuk lokasi penembakannya itu di Duren Tiga 46 dalam hal ini, terus kemudian untuk berangkat ke sana terdakwa Putri Candrawathi mengajak Kuat Ma'ruf, Ricky Rizal mengajak Richard dan mengajak korban dalam hal ini Yosua," kata jaksa di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan, Senin (19/12/2022).

Kemudian, jaksa meminta pendapat kepada Mustofa soal perbuatan Ferdy Sambo dan kawan-kawan.

"Menurut ahli kriminologi, bisa saudara ahli jelaskan apakah perlakuan dari para terdakwa dapat dijelaskan apakah itu merupakan perencanaan atau bagaimana?," tanya jaksa.

"Berdasarkan ilustrasi tadi dan juga berdasarkan kronologi yang diberikan oleh penyidik kepada saya, saya melihat disana terjadi perencanaan," ucap Mustofa.

Mustofa menyebut, Richard yang berpangkat rendah membuatnya tak kuasa menolak perintah Sambo. Sehingga, Sambo meminta Richard untuk menembak Brigadir J.

"Kemungkinan melakukan penolakan menjadi lebih kecil, apalagi dia masih baru menjadi anggota polisi takut kehilangan pekerjaan dan seterusnya, itu barangkali yang berpengaruh dan memang ada perencanaan," tutur Mustofa.

Baca Juga: Bharada E Ngaku Diperintah Putri Candrawathi Hilangkan Sidik Jari Ferdy Sambo

Lebih lanjut Mustofa menerangkan, ada aktor intelektual di balik pembunuhan berencana yang berperan mengatur pembagian kerja. Aktor tersebut juga berupaya menutupi fakta sebenarnya.

"Dia akan melakukan pembagian kerja membuat skenario apa saja harus dilakukan, oleh siapa, mulai dari eksekusi sampai tindak lanjut," jelas Mustofa.

"Setelah itu agar supaya peristiwa tadi tidak terlihat, terindetifikasi sebagai suatu pembunuhan berencana, dan itu perencanaan tadi kelihatan sekali di dalam kronologi," imbuhnya.

Halaman:

Editor: Edi Hidayat

Tags

Rekomendasi

Terkini

Gempa 5,3 Magnitudo Guncang Gorontalo Dini Hari

Kamis, 25 April 2024 | 14:57 WIB
X