Ular welling berukuran ramping, dan tidak terlalu panjang. Gigitannya cenderung tidak menimbulkan sakit berlebihan atau bengkak di lokasi luka, tetapi dapat berakibat fatal. Namun, bisa ular weling bersifat mematikan.
Jika masuk dalam jumlah cukup banyak ke dalam tubuh, maka beberapa menit kemudian akan timbul gejala-gejala keracunan yang khas. Misalnya, kelopak mata memberat, kesulitan menelan, kesulitan bernafas, dan akhirnya kegagalan kerja jantung.
Bicara soal ular weling, belum lama ini sebuah kejadian dialami seorang satpam Perumahan Cluster Michelia Gading Serpong, Tangerang Selatan yang bernama Iskandar. Melalui unggahan foto dan video dalam akun Facebook Mata Hari, Kamis (22/8), dituliskan bahwa satpam tersebut mengaku tidak merasakan efek apapun setelah digigit ular weling di bagian jari telunjuk kirinya. Ular itu pun berhasil ia tangkap, dijadikan bahan bercanda, dan kemudian dibunuh.
Namun setelah 5 menit berselang, si satpam mendadak pingsan. Sayangnya, nyawa satpam tersebut tidak dapat tertolong karena jaringan sarafnya langsung tidak berfungsi.
Jika menemukan kejadian serupa, sebaiknya lakukan beberapa hal. Di antaranya, pindahkan korban ke tempat aman dan jauh dari ular, minta korban tetap diam dan tenang, kemudian baringkan dan letakkan luka gigitan tepat di bawah jantung. Lalu, tutupi luka dengan perban steril yang longgar, serta lepaskan semua perhiasan yang dikenakan korban, termasuk sepatu atau alas kaki (jika kakinya yang digigit).
Kemudian, segeralah menghubungi penyedia layanan kesehatan atau membawanya ke rumah sakit agar korban diberikan suntikan tetanus dan perawatan lebih lanjut.
Sementara itu, hindari melakukan hal-hal yang dapat membahayakan. Misalnya, menyayat luka gigitan, mencoba menghisap bisa ular, mengoleskan touniguet, es atau air, hingga memberikan korban alkohol, minuman berkafein, atau obat lainnya.
