5 Tarian Tradisional Khas Banyuwangi Jawa Timur

- Rabu, 28 Agustus 2019 | 15:18 WIB
photo/Dok. Kementerian Pariwisata
photo/Dok. Kementerian Pariwisata

Salah satu pesona Indonesia yang khas dan menjadi daya tarik banyak orang adalah tarian tradisional. Tarian-tarian itu pun memiliki beragam makna dari tiap gerakannya. 

Dari sekian banyak tarian daerah yang ada di Indonesia, salah satu yang kamu harus tau adalah tarian dari Kabupaten Banyuwangi. Kabupaten Banyuwangi terletak di provinsi Jawa Timur. Mayoritas warga di sana adalah suku Osing (suku asli Banyuwangi).

Dirangkum Indozone dari berbagai sumber, Rabu (28/7), berikut ini 5 tarian tradisional khas Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur:

1. Tari Cengkir Gading

-
photo/Youtube/Discovery Banyuwangi

Cengkir adalah buah kelapa muda, sedangkan gading merupakan jenis kelapa berwarna kuning dengan pohon yang tidak terlalu tinggi. Bentuk buah kelapa gading tidak bulat dan tidak terlalu besar. Dari dua kata bermakna ini, maka dapat dimaksudkan bahwa cengkir gading adalah simbol kaum muda yang jujur, polos, dan tanpa pamrih. Hal ini yang tergambar dalam gerak tarian cengkir gading yang memang ditampilkan oleh gadis-gadis muda.

2. Tari Padhang Ulan

-
photo/ANTARA FOTO/Budi Candra Setya

Padhang Ulan atau terang bulan adalah tarian yang lincah, gembira, dan sedikit erotis. Biasanya, tarian ini ditampilkan ketika bulan purnama atau saat terang bulan antara tanggal 13 sampai 17 pada bulan Jawa. Saat itu, anak-anak muda mengadakan permainan di perkampungan ataupun pantai, secara kelompok maupun perorangan. Mereka memanfaatkan momen itu untuk berkumpul, bersenang-senang, sembari mencari jodoh.

3. Tari Seblang

-
photo/banyuwangibagus.com

Tarian ini merupakan cikal bakal dari tarian gandrung yang juga merupakan khas Banyuwangi. Tarian ini dilestarikan oleh penduduk di Desa Oleh Sari (saat Idul Fitri) dan Desa Bakungan (saat Idul Adha). Dalam tarian ini, seorang wanita yang menari dimasuki roh halus nenek moyang. Di desa Oleh Sari, penari haruslah seorang wanita kecil yang belum akil baligh, sedangkan di desa Bakungan penarinya adalah wanita berumur dan sudah tidak haid lagi (menopause).

4. Tari Gandrung

-
photo/Dok. Kementerian Pariwisata

Gandrung adalah tarian yang sangat melekat dengan Banyuwangi. Konon, tarian ini digelar untuk merayakan panen yang terinspirasi dari pesona Dewi Sri sebagai Dewi Padi dan Kemakmuran. Awalnya, tarian ini diperankan oleh laki-laki yang didandani seperti perempuan. Namun, fatwa para ulama melarang hal tersebut dan kini tarian Gandrung Wadon (wanita) menjadi ikon Kabupaten Banyuwangi.

5. Tari Jaranan Buto

-
photo/Youtube/Suwar Dika

Buto artinya raksasa, jaranan artinya kuda lumping. Jadi, tari jaranan buto mengandung arti kuda lumping raksasa. Tarian ini dimainkan secara kelompok yang terdiri dari 16-20 orang. Tarian ini hampir musnah, namun masih dipentaskan di beberapa acara khitanan dan perniakahan. Penarinya rata-rata laki-laki yang kesemuanya didandani dengan makeup putih tebal dan sangat menyeramkan.

Konon, Jaranan Buto diambil dari sosok manusia berwajah raksasa bernama Menak Jinggo. Gerakan pada tarian ini terbilang ekstrem dan banyak adegan bertengkar. Seringkali, para penari mengalami kesurupan dengan diiringi musik kendang, gong besar, kecer, bonang, dan kempul terompet.

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

X