Kondisi ekonomi Indonesia sedang mengalami goncangan berat akibat pandemi virus corona. Salah satunya dengan kondisi kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat bisa mencapai Rp17,5 ribu per US$, bahkan sampai Rp20 ribu per US$ sebagai bentuk kondisi terburuk yang bisa saja terjadi.
Kendati seperti itu, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo optimistis dengan sejumlah kebijakan yang dikeluarkan pemerintah, termasuk juga intervensi pasar yang dilakukan Bank Indonesia untuk mencegah kondisi tersebut tidak akan terjadi. Ia justru optimistis bahwa kurs rupiah terhadap dolar AS akan membaik sebelum akhir 2020.
"Kami di BI memandang nilai tukar rupiah saat ini itu memadai levelnya. BI terus melakukan stabilisasi nilai tukar rupiah agar bergerak stabil," kata Perry dalam video conference, Kamis (2/4/2020).
Perry juga meyakini bahwa ke depan rupiah akan bergerak stabil bahkan cenderung menguat.
"Insya Allah nilai tukar tidak hanya bergerak stabil, tetapi bahkan cenderung menguat ke arah Rp 15 ribu pada akhir tahun ini. Rupiah masih undervalued," jelasnya.
Sebagai informasi saja, dari data Blomberg pada Kamis (2/4/2020) pukul 09.30 WIB, menunjukkan kurs rupiah berada pada level Rp16.505/US$. Posisi tersebut menunjukkan pelemahan 55 poin atau 0,33% dibandingkan penutupan perdagangan terakhir.
Kepala Riset Monex Investindo Ariston Tjendra bahkan memprediksi, pelemahan kurs rupiah masih akan terus terjadi pada hari ini. Penyebab utamanya wabah virus covid-19 di AS semakin mengganas.
Situasi ini kemudian membuat pelaku pasar semakin cemas akan kepastian pemulihan ekonomi global. Ini membuat minat pasar terhadap aset-aset beresiko di negara-negara emerging market menjadi melemah.
"Makanya bukan hanya rupiah, tetapi kurs negara-negara emerging market secara umum juga akan melemah terhadap dolar AS," tutur Ariston saat dikonfirmasi, Kamis (2/4/2020).