Terungkap Motif Bripka Cornelius Siahaan Si Polisi Koboi Tembak Anggota TNI & Pegawai Kafe

- Kamis, 25 Februari 2021 | 13:59 WIB
Cornelius Siahaan, polisi koboi yang tembak mati 3 orang di kafe di Cengkareng. (Ist)
Cornelius Siahaan, polisi koboi yang tembak mati 3 orang di kafe di Cengkareng. (Ist)

Kasus penembakan yang terjadi di Kafe RM di Kelurahan Cengkareng Barat, Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat pada Kamis (25/2/2021) dini hari menyita perhatian publik dalam beberapa jam terakhir.

Pelaku penembakan, yakni Bripka Cornelius Siahaan, menembak tiga pegawai kafe dan seorang anggota TNI yang bertugas di kafe tersebut, lantaran tak mau membayar tagihan yang disodorkan padanya.

Mereka yang jadi korban tewas adalah Martinus Riski Kardo Sinurat (anggota TNI AD /Keamanan RM kafe), Feri Saut Simanjuntak (pramusaji), dan petugas kasir bermarga Manik. 

Sedangkan satu korban luka adalah manager kafe bermarga Hutapea.

Aksi brutal ini berawal saat Cornelius datang sekira jam 02.00 WIB bersama temannya yang bernama Pegi dan langsung memesan minuman.

Karena kafe hendak tutup dan pelanggan lain sudah pada membubarkan diri, Cornelius ditagih bill pembayaran minuman sebesar Rp3.335.000. 

Karena Cornelius tidak mau membayar, korban Martinus selaku keamanan menegur pelaku dan terjadi cekcok mulut. 

Tiba-tiba Cornelius mengeluarkan senjata api dan ditembakkan ke arah ketiga korban secara bergantian. 

Kemudian Cornelius keluar kafe sambil menenteng senjata api di tangan kanannya dan dijemput temannya dengan menggunakan mobil. 

Kasus ini menuai sorotan dari Ketua Ind Police Watch (IPW), Neta S Pane. Menurut Neta, polisi yang diduga sebagai pelaku penembakan layak dijatuhi hukuman mati dan Kapolres Jakarta Barat harus segera dicopot dari jabatannya.

Ada dua alasan kenapa Kapolres Jakarta Barat harus dicopot menurut Neta. Pertama, sebagai penanggungjawab keamanan wilayah dia membiarkan ada kafe yang buka hingga pukul 04.00, padahal saat ini tengah Pandemi COVID-19.

"Kedua, Kapolres kurang memperhatikan prilaku anak buahnya hingga terjadi peristiwa brutal yang diduga dilakukan anak buahnya di wilayah hukumnya," ujar Neta kepada Indozone.

Aksi brutal polisi koboi ini sangat memprihatinkan, kata Neta. Sebab, kasus tembak mati enam laskar FPI di Km 50 Tol Cikampek saja belum beres, kini Polda Metro Jaya masih harus menghadapi kasus tembak mati tiga orang di Cengkareng. Parahnya lagi korban yang ditembak oknum polisi itu adalah anggota TNI.

"Untuk itu Polda Metro Jaya perlu bertindak cepat dan segera copot Kapolres Jakarta Barat yg bertanggungjawab terhadap keamanan dan ketertiban di wilayah tersebut," imbuh Neta.

Halaman:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

X