DPO Nurhadi Telah Ditangkap, KPK Juga Diminta Ringkus Harun Masiku Hidup Atau Mati

- Selasa, 2 Juni 2020 | 11:24 WIB
Gedung KPK, usai tangkap Nurhadi, KPK diminta ringkus Harun Masiku hidup atau mati. (Antaranews)
Gedung KPK, usai tangkap Nurhadi, KPK diminta ringkus Harun Masiku hidup atau mati. (Antaranews)

Keberhasilan Komisi Pemberantasan Korupsi menangkap mantan Sekretaris MA Nurhadi yang buron selama 40 hari patut diapresiasi, namun Indonesia Police Watch (IPW) sebut ada 5 pekerjaan rumah (PR) KPK yang menanti dan masih jadi prioritas.

"Semua ini perlu dituntaskan Firli agar ada kepastian hukum, sehingga KPK tidak menyandera nasib seseorang. Sikap kepastian hukum ini akan membuat publik yakin bahwa kinerja Firli sangat jauh berbeda dan lebih baik dari kinerja KPK era sebelumnya," kata Neta S Pane Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) melalui keterangan tertulisnya kepada Indozone.id, Selasa (2/6/2020).

Neta mengatakan kalau sebagai jenderal polisi yang memimpin KPK, Firli harus menunjukkan bahwa dia bisa membawa lembaga anti rasuha itu lebih promoter.

Kerja berat KPK yang dipimpin jenderal bintang tiga Polri itu masih perlu diuji lagi dengan kerja berat masih membentang di hadapan.

"Setidaknya masih ada lima kerja berat Firli dalam waktu dekat yang perlu dituntaskanya," kata Neta.

Pertama, Firli dan KPK harus segera memastikan isu bahwa Harun Masiku yang juga borunan KPK sudah meninggal dunia atau tidak, dengan cara memanggil keluarganya maupun pengacaranya.

-
Neta S Pane. (Instagram/HabibNeta)

 

"Jika ternyata Harun masih hidup, tugas Firli dan KPK segera menciduknya, hidup ataupun mati," katanya.

Kedua, Firli dan KPK harus segera menangkap Samin Tan yang sudah cukup lama buron, dalam kasus pemberian gratifikasi kepada anggota DPR Eni Maulani Saragih, dalam proyek tambang batu bara di Kementerian ESDM.

Ketiga, Firli dan KPK segera menangkap bos Gajah Tunggal. KPK sudah menetapkan pengusaha Sjamsul Nursalim dan istri sebagai tersangka.

Keduanya ditetapkan sebagai tersangka terkait kasus Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) pada 10 Juni 2019. Semula bos Gajah Tunggal itu disebut sebut bersembunyi di Singapura.

"Namun sumber IPW di KPK menyebutkan bahwa pasangan suami istri itu sejak beberapa bulan terakhir berada di Shanghai, Cina," sebutnya.

Sementara itu PR keempat, Firli dan KPK harus segera melanjutkan pemeriksaan terhadap sejumlah tokoh yang sudah ditetapkan sebagai tersangka dan bila perlu menahannya.

Di antaranya, Irfan Kurnia Saleh yang diduga terlibat korupsi dalam pengadaan helikopter Agusta Westland 101 di TNI AU.

Halaman:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

Gempa 5,3 Magnitudo Guncang Gorontalo Dini Hari

Kamis, 25 April 2024 | 14:57 WIB
X