Kasus Corona di Amerika Serikat Bertambah, Harga Minyak Terjungkal

- Jumat, 12 Juni 2020 | 10:57 WIB
Ilustrasi industri minyak. (Pexels/Life Of Pix)
Ilustrasi industri minyak. (Pexels/Life Of Pix)

Bayangan akan meredupnya permintaan bensin di tengah lonjakan kasus positif virus corona di Amerika Serikat, membuat harga minyak dunia mengalami koreksi di awal perdagangan akhir pekan, Jumat (12/6/2020).

Prospek gelombang kedua pandemi corona kemudian memukul permintaan di konsumen minyak mentah dan bahan bakar terbesar dunia itu. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate, merosot US$1,32, atau hampir 4%, menjadi US$35,02 per barel pada pukul 07.11 WIB, setelah anjlok lebih dari 8% pada penutupan Kamis, demikian laporan Reuters, di Tokyo, Jumat (12/6/2020).

Sementara itu, patokan internasional, minyak mentah berjangka Brent, melorot US$1,15, atau 3%, menjadi US$37,40 per barel, setelah melemah hampir 8% pada sesi sebelumnya.

Reli dari posisi terendah April terhenti pekan ini karena pasar menghadapi kenyataan bahwa pandemi virus corona mungkin masih jauh dari berakhir secara global, dengan kasus di Amerika Serikat saja yang melampaui 2 juta minggu ini.

Minyak jenis Brent menuju penurunan mingguan pertama dalam tujuh pekan, anjlok sekitar 12%, sementara WTI menuju pelemahan sekitar 4% dalam penurunan mingguan kedua berturut-turut.

"Reli yang berkelanjutan harus mencakup peningkatan permintaan bensin, pengurangan persediaan, peningkatan margin produk ke titik di mana penyuling bisa bergerak lagi," kata RBC Capital Markets, mencatat bahwa pola mengemudi di Amerika masih jauh dari normal.

-
Ilustrasi.(freepik)

Kendati produsen memotong pasokan, permintaan tetap terkendala oleh wabah tersebut, dengan stok bensin di Amerika, pekan lalu, melesat lebih tinggi dari perkiraan menjadi 258,6 juta barel, menurut data pemerintah.

Persediaan minyak mentah AS naik 5,7 juta barel ke rekor 538,1 juta barel, karena impor murah dari Arab Saudi mengalir ke negara itu. Sementara itu, sejumlah negara bagian Amerika, termasuk Texas dan Arizona, berjuang untuk mengatasi meningkatnya jumlah pasien virus corona.

Di Houston, Lina Hidalgo, pejabat senior di daerah itu yang mencakup kota yang merupakan jantung industri minyak AS, memperingatkan

"Kita mungkin mendekati jurang bencana," tuturnya.

Sebagaimana diketahui, lebih dari 7,43 juta orang terinfeksi oleh virus corona di seluruh dunia dan korban meninggal tercatat lebih dari 400.000, menurut penghitungan Reuters.

 

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

Berawal Saling Tatap, ODGJ Bacok Tetangga di Kepala

Selasa, 23 April 2024 | 19:30 WIB
X