Terseret Sentimen Negatif Akibat Pernyataan Bos The Fed, IHSG dan Rupiah Melemah

- Kamis, 14 Mei 2020 | 10:15 WIB
Ilustrasi rupiah dan dolar (ANTARA)
Ilustrasi rupiah dan dolar (ANTARA)

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali melanjutkan pelemahan pada awal perdagangan, Kamis (14/5/2020), dengan dibuka flat di level 4.554. IHSG kemudian bergerak melemah sebesar 0,33 persen atau 14 poin menjadi 4.539 pada pukul 09.04 WIB. Indeks sempat menyentuh level tertinggi 4.555 dan terendah di level 4.514, baru kemudian konsisten di jalur merah. 

Tim Analis Indo Premier Sekuritas memproyeksikan pergerakan IHSG belum akan menuju zona hijau pada perdagangan hari ini. Sebab, indeks tertekan sentimen negatif dari sinyal kebijakan bank sentral AS (Federal Reserve/Fed), serta soal pelonggaran PSBB di domestik.

Melemahnya indeks bursa global yang dipicu oleh pernyataan dari Jerome Powell bahwa Amerika masih perlu stimulus untuk mencegah penurunan ekonomi yang lebih dalam akan menjadi sentimen negatif di pasar. 

Sementara itu wacana pelongaran PSBB oleh pemerintah di tengah masih naiknya kasus virus corona akan menjadi tambahan sentimen negatif di pasar. 

"Sehingga IHSG diprediksi akan melanjutkan pelemahannya dengan support di level 4,500 dan resistance di level 4,600," papar Tim Analis Indo Premier Sekuritas dalam catatan risetnya pagi ini.

Sementara itu, nilai tukar rupiah di pasar spot dibuka melemah setelah mendapat sentimen negatif dari pernyataan Gubernur Federal Reserve Jerome Powell. Kamis (14/5/2020) pukul 09.00 WIB, rupiah spot dibuka di Rp14.892 per dolar Amerika Serikat (AS).

Rupiah melemah 0,18% dibanding penutupan hari sebelumnya di Rp14.865 per dolar AS. Koreksi rupiah sebenarnya sejalan dengan mayoritas mata uang di kawasan.

Analis meyakini keberadaan Peta Jalan Pemulihan Ekonomi Nasional akan mampu meredam kepanikan di pasar sehingga nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) hari ini akan menguat dan stabil.

Kepala Ekonom PT Bank Negara Indonesia Tbk, Ryan Kiryanto, mengatakan bahwa perkembangan recovery ekonomi Indonesia bisa dibilang relatif memunculkan optimisme, terutama dengan adanya Peta Jalan Pemulihan Ekonomi Nasional oleh pemerintah.

"Ditambah lagi berbagai program dan kebijakan yang komprehensif dan koordinatif oleh Kemenko Perekonomian, Kementerian Keuangan, Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan dan Lembaga Penjamin Simpanan. Di bawah komando Presiden Joko Widodo," kata Ryan kepada Indozone, Kamis (14/5/2020).

Keberadaan Peta Jalan Pemulihan Ekonomi Nasional disertai kombinasi kebijakan pemerintah dan sejumlah otoritas terkait mampu memberikan perbaikan tingkat kepercayaan publik.

"Hal ini mampu meredakan kepanikan di pasar keuangan," pungkasnya. 

Artikel menarik lainnya

Mudik Lokal Jabodetabek Diperbolehkan, Korlantas Polri: Asal Ikut Aturan PSBB

Hendak Bubarkan Tawuran di Jakbar, Anggota Polisi Malah Kena Bacok

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kebakaran Toko di Mampang Semalam, 7 Orang Tewas

Jumat, 19 April 2024 | 14:25 WIB
X