Kasus Positif Corona Meningkat dalam 2 Hari Terakhir, Ini Kata Yuri

- Jumat, 15 Mei 2020 | 14:27 WIB
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan virus corona,  Achmad Yurianto. (ANTARA/Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Nasional)
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan virus corona, Achmad Yurianto. (ANTARA/Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Nasional)

Pandemi virus corona masih jadi momok menakutkan banyak orang dari berbagai belahan dunia, termasuk juga Indonesia. Jumlah kasus dan penderita virus yang berasal dari Wuhan ini terus bertambah setiap harinya.

Dalam dua hari terakhir ini, tercatat adanya lonjakan kasus positif corona. Terkait dengan hal ini, Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan virus corona,  Achmad Yurianto (Yuri) membeberkan penjelasannya perihal lonjakan kasus corona di Indonesia.

Dalam konferensi pers pada Rabu (13/5/2020), Yuri mengungkapkan ada sebanyak 689 kasus corona tambahan. Penambahan kasus corona di Indonesia tertinggi sebelumnya terjadi pada 9 Mei dengan 533 kasus baru.

Yuri menjelaskan, pemerintah telah meningkatkan pemeriksaan tes corona, dari yang awalnya hanya 19 provinsi, kini sudah 30 provinsi dengan dua metode, yakni tes real time polymerase chain reaction (PCR) dan tes cepat molekuler (TCM).

-
Petugas kesehatan beraktivitas di ruang ekstraksi laboratorium biomolekuler Rumah Sakit Pelindo Husada Citra (PHC), Surabaya, Jawa Timur. (ANTARA FOTO/Moch Asim)

"Dalam rangka percepatan pemeriksaan maka pada kemarin kami sudah kirimkan cartridge yang bisa dilakukan menggunakan PCM yang saat ini tersebar di tanah air sejak 2015 kemarin kita mengirimkan 6.300 cartridge ke 64 rumah sakit di 64 kabupaten kota di 30 Provinsi," kata Yuri dalam pernyataan pers, Rabu (15/5/2020).

"Sehingga sekarang Kabupaten Yapen mampu memeriksa COVID secara mandiri dengan mesin PCM, hal sama juga kita tingkatkan memanfaatkan mesin PCR yang selama ini digunakan melakukan penilaian pengukuran HIV/AIDS," sambungnya.

Yuri menyebutkan, DKI Jakarta setiap harinya bisa melakukan tes corona hingga 2.000 tes. Sedangkan di Jawa Timur tes corona bisa mencapai 700 tes per hari.

"Mesin ini sudah tersebar di berbagai daerah dan ini bagian dari program kami sudah lihat datanya di DKI untuk PCR HIV sudah mampu melaksanakan 2.592 tes di dua rumah sakit. DIY kita tambah 480 tes, di Jatim 768 tes, NTT di kota Kupang 480 tes, Papua 1440 tes, artinya bahwa semakin banyak yang kita bisa lakukan untuk melakukan tes," papar Yuri.

Kamis (14/5/2020), terdapat lonjakan kasus positif corona sebanyak 568 kasus baru. Dilansir dari laman Wordlometers, hingga Jumat (15/45/2020), jumlah kasus baru di Indonesia mencapai 16.006 kasus dengan jumlah kematian mencapai 1.043 dan pasien sembuh sebanyak 3.518 orang.

Terkait dengan lonjakan kasus positif corona yang terjadi selama dua hari belakangan ini disebabkan oleh pemeriksaan yang lebih cepat kata Yuri.

-
Petugas medis melakukan pemeriksaan cepat (rapid test) COVID-19 terhadap sejumlah pedagang di Pasar Botania 2, Batam, Kepulauan Riau. (ANTARA FOTO/M N Kanwa)

"Kalau kita perhatikan betul sebaran kenaikan angka ini atau yang kemarin, kita akan melihat bahwa daerah-daerah yang memang memiliki gap pemeriksaan cukup jauh, cukup panjang, akan naik meningkat dengan cepat," lanjut Yuri.

Dalam kesempatan itu, Yuri mencontohkan kenaikan kasus positif corona yang terjadi di  Sulawesi Tenggara (Sultra). Di daerah ini kata Yuri, lonjakan kasus terjadi karena daerah tersebut sudah bisa melakukan tes mandiri, sehingga tak perlu lagi mengirim spesimen ke Makassar.

"Sebagai contoh pada data kemarin untuk Provinsi Sulawesi Tenggara mendapatkan kenaikan 91 orang. Ini karena spesimen yang semula rencananya akan dikirim ke Makassar bisa diperiksa di tempat itu," paparnya.

-
Ilustrasi petugas medis yang menangani pasien virus corona (ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto).

Yuri mengungkapkan, kendala teknis sebelum tersedianya fasilitas pemeriksaan jadi hambatan bagi pemerintah untuk mengakumulasikan jumlah kasus positif corona.

Halaman:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

Polres Langkat Musnahkan Barbuk Ganja dan Sabu

Rabu, 17 April 2024 | 11:20 WIB
X