Dolar Tertekan Sentimen Negatif, Ini Faktor yang Mempengaruhinya

- Selasa, 28 Juli 2020 | 17:24 WIB
Ilustrasi nilai tukar dolar AS yang mendapat sentimen negatif. (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar).
Ilustrasi nilai tukar dolar AS yang mendapat sentimen negatif. (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar).

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup menguat cukup signifikan pada penutupan perdagangan hari ini, Selasa (28/7/2020). Rupiah menguat 224 poin atau setara 1,53% ke level Rp14.401 per dolar AS. 

Direktur PT.TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi mengatakan, pelemahan terhadap dolar yang terjadi hari ini, dipengaruhi faktor dari dalam negeri Amerika Serikat.

Pemimpin Mayoritas Senat AS, Mitch McConnell, mengumumkan rencana bantuan virus corona dari Partai Republik. Rancangan Undang-Undang (RUU) pendanaan tersebut akan mencakup bantuan untuk orang Amerika yang menganggur, pembayaran langsung lainnya kepada individu hingga US$ 1.200, tambahan dana pinjaman usaha kecil Program Perlindungan Paycheck, dan beberapa program pendanaan lainnya.

McConnell mengatakan, RUU itu akan menetapkan asuransi pengangguran federal sebesar 70% dari upah pekerja sebelumnya, menggantikan pembiayaan senilai US$ 600 per minggu yang akan berakhir minggu ini. Pada saat menjabarkan rencana bantuan tersebut, McConnell mendesak Demokrat untuk segera membuat kesepakatan karena dampak wabah asal Wuhan, Tiongkok itu telah cukup parah di AS.

Sementara itu, perusahaan farmasi asal Amerika Serikat (AS) Moderna, mengumumkan bahwa vaksin anti-corona buatan mereka kemungkinan sudah siap digunakan akhir tahun ini.

Dalam uji coba sebelumnya, vaksin yang diberi nama mRNA-1273 mampu meningkatkan antibodi relawan ke level lebih tinggi ketimbang pasien yang sembuh dari serangan virus corona. Jika uji coba tahap III sukses, terbukti vaksin aman dan efektif, maka tinggal menunggu restu dari otoritas kesehatan.

Faktor ketiga, kata Ibrahim yaitu pada pekan ini, Komite Pengambil Kebijakan Bank Sentral AS (Federal Open Market Committee/FOMC) akan menggelar rapat bulanan untuk menentukan suku bunga acuan. Mengutip CME FedWatch, probabilitas Federal Funds Rate bertahan di 0-0,25% adalah 100%. Tidak ada ruang sama sekali untuk perubahan.

Ditambah lagi The Federal Reserve juga getol menggelontorkan uang ke pasar dengan membeli obligasi, baik yang diterbitkan pemerintah maupun korporasi. 

"Tingginya permintaan membuat harga obligasi di Negeri Adidaya naik dan imbal hasilnya tertekan," ujar Ibrahim kepada Indozone, mengungkap hasil kajiannya pada Selasa (28/7/2020). 

Artikel Menarik Lainnya:

 

Editor: Edi Hidayat

Tags

Rekomendasi

Terkini

X